Siapkan Roh Kaltara

id ,

Siapkan Roh Kaltara

Pj Gubernur Kaltara Dr Ir Irianto Lambrie (dok Humas Kaltara)

Oleh Datiz

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) - Salah satu akar masalah sehingga jadi alasan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara adalah disparitas pembangunan antara wilayah utara dan selatan di Kaltim.
Bisa, jadi hal itu bukan kesalahan pemangku kebijakan dalam mengelola daerah tersebut. Namun, meskipun terdengar klasik akan tetapi faktor wilayah terlalu luas, menjadi kendala bagi pemerintah daerah dalam pemerataan pembangunan.
Namun, bagi seorang Dr. Ir. H. Irianto Lambrie, MM, pejabat Gubernur Kalimantan Utara, membangun wilayah tersebut bukan semata-mata fisik akan tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing.
"Jika sekedar fisik, mungkin dalam beberapa tahun akan bisa kita kejar namun jika tidak didukung sumber daya manusia maka membangun Kalimantan Utara seperti tanpa roh," ujar pria kelahiran lahir di Rantau, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, 15 Maret 1954.
Alasan tersebut sehingga ia sangat fokus dalam menyiapkan SDM di Kalimantan Utara. Hal yang sudah terasa adalah putra-putri Kalimantan Utara yang tadinya begitu sulit bisa lolos ke berbagai perguruan tinggi terkenal di Indonesia kini sudah puluhan orang yang lolos.
Hal itu selain karena menyiapkan kemampuan para pelajar juga didukung adanya MoU (nota kesepahaman bersama) dengan beberapa perguruan tinggi.
Bukan hanya pelajar dan mahasiswa namun ia berharap keunggulan SDM di Kaltara itu pada semua lini, termasuk para PNS sehingga ia sangat mendorong bagi para stafnya jika ingin memperdalam ilmu dan kemampuannya sesuai bidang masing-masing.
"Bukan hanya perguruan tinggi, namun kami juga sudah melakukan berbagai kerjasama dengan sejumlah lembaga strategis tujuannya selain untuk mengejar ketertinggal pembangunan Kalimantan Utara ketimbang provinsi lain di Kalimantan, juga menyiapkan SDM yang kompetitif," ujar Irianto yang sebelumnya menduduki beberapa jabatan strategis di Pemprov Kaltim termasuk Sekprov.
Hal yang terpenting, ujarnya, penyiapan SDM juga untuk mengantisipasi kemajuan luar biasa provinsi itu ke depan agar pengelolaannya benar-benar bermanfaat bagi rakyat Kaltara.
"Saya optimistis, ke depan Kaltara bisa mengejar ketertinggalannya bahkan bisa terdepan," imbuhnya.
Salah satu bukti nyata, meskipun provinsi ke-34 itu masih seumur jagung namun mampu menggaet investor asing dari Tiongkok untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 6.080 MW senilai hampir Rp200 triliun.
Dengan kapasitas seperti itu, maka jika terealasi Kaltara akan dikenal sebagai daerah pembangkit listrik PLTA terbesar nasional atau nomor dua di Asia.
"Bayangkan berapa provinsi yang akan kita layani dalam pembelian listrik ini, bahkan kemungkinan kita jual ke Malaysia," ujarnya karena kebutuhan Kaltara diperkirakan hanya 100 MW.
Belum termasuk dampak ketersediaan listrik karena manisnya Kaltara akan mendatangkan semut-semut (investor) yang membangun berbagai industri di provinsi itu, mengingat syarat utama untuk perindustrian dan perdagangan adalah ketersediaan listrik.