Dari Malaysia Merusak Di Nunukan

id ,

Dari Malaysia Merusak Di Nunukan

Banjir tidak hanya menyebabkan banjir tapi musibah longsor (datiz van datu)

Oleh M Rusman




Nunukan, 21/1 (Antara) - Banjir kiriman dari Malaysia yang menenggelamkan empat desa di Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan, Kaltara merusak ratusan hektar lahan pertanian di wilayah paling utara Kaltara itu.




Agus Salim, staf pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan, di Sembakung, Rabu membenarkan, akibat banjir yang melanda empat desa di kecamatan itu sejak Jumat malam menyebabkan ratusan hektar lahan pertanian ikut tenggelam.




Ia mengatakan, padi yang ditanam masyarakat setempat sejak 2014 lalu yang telah mulai menguning itu dengan terpaksa tidak dapat dipanen karena rebah akibat banjir karena luapan Sungai Sembakung.




Lahan persawahan yang masih produktif di Kecamatan Sembakung di perkirakan mencapai 200 hektar lebih dari total lahan persawahan pada empat desa yang tenggelam banjir yakni Desa Atap, Tagul, Lubakan dan Bungkul, sebut dia melalui sambungan telepon seraya menambahkan, dirinya sedang berada di lapangan melakukan pendataan luas lahan persawahan yang terancam gagal panen tersebut.




Menurut dia, sebagian besar lahan persawahan di daerah itu tidak digarap lagi masyarakat karena seringkali gagal panen ketika banjir yang tiba-tiba datang tanpa disertai hujan.




Jumlah lahan persawahan yang terancam gagal panen adalah Desa Atap sekitar 180 hektar, Desa Tagul sekitar 20 hektar dan Bungkul sekiar 33 hektar, sedangkan Lubakan sendiri tidak ada digarap lagi pemiliknya.




Banjir yang melanda kecamatan itu, terjadi hingga tiga kali dalam setahun disebabkan tingginya curah hujan di wilayah Pensinan Negeri Sabah, Malaysia sebagai hulu Sungai Sembakung.




Secara terpisah Camat Sembakung, Iskandar di Nunukan, Rabu mengungkapkan, lahan persawahan di wilayah kerjanya khususnya pada empat desa yang menjadi langganan banjir kiriman dari negara tetangga Malaysia itu tidak produktif lagi karena ditinggalkan pemiliknya.




Ia menyebutkan jumlah lahan pertanian (persawahan) pada empat desa itu mencapai 600 hektar maisng-masing di Desa Atap seluas 300 hektar, Tagul 150 hektar, Lubakan 50-100 hektar dan Desa Bungkul seluas 50 hektar. ***4***