Pers Diharapkan Jaga Semangat Serumpun

id ,

Pers Diharapkan Jaga Semangat Serumpun

foto bersama usai dialog perbatasan (sempadan) yang digelar oleh Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia Indonesia (Iswami) di Kinabalu yang dibuka oleh Menteri Penasehat Sosio Budaya Kerajaan Malaysia Tan Sri Dr.Rais Yatim. (Iskandar Zulkarnaen)

Sabah, Kinabalu (Antara News Kaltara) - Peran jurnalis dianggap sangat penting dalam menjaga hubungan antara Indonesia dengan Malaysia, terutama terkait berbagai persoalan di kawasan perbatasan atau sempadan dua negara.
Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Saiful Hadi di Kinabalu, belum lama ini menjelaskan bahwa peran pers sangat strategis dalam menjaga hubungan baik di antara kedua negara atau bangsa serumpun itu.
Hal itu diutarakan pada acara dialog perbatasan (sempadan) yang digelar oleh Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia Indonesia (Iswami) di Kinabalu yang dibuka oleh Menteri Penasehat Sosio Budaya Kerajaan Malaysia Tan Sri Dr.Rais Yatim.
Ia menilai bahwa jika pihak Malaysia dan Indonesia tetap terpaku dengan 10 isu perbatasan di sepanjang Kalimantan dengan wilayah Sabah dan Serawak itu maka ia yakin bahwa sampai tidak menjadi wartawan (pensiun), hal itu tidak akan tuntas.
"Lebih baik kita mencari berbagai kesamaan serta potensi untuk bersama-sama meningkatkan berbagai hubungan untuk mensejahteraan rakyat kita bersama," ujar Saiful.
"Kita tidak ingin hal sebaiknya, yakni saat terjadi ketegangan, malah justru media massa yang memanas-manasi," kata Saiful.
Saiful yang juga Ketua Iswami di Indonesia berharap ke depan, termasuk dalam pertemuan dialog itu, agar di wilayah atau provinsi yg berbatasan langsung, penulisan berita berdasarkan perspektif masyarakat setempat, bukan perspektif Jakarta atau Kuala Lumpur atau negara lain.
Ia menilai bahwa perspektif sosial budaya yg dikemas harus mengutamakan sisi kemanusiaan utk mencapai masyarakat yg sejahtera, adil dan makmur.
“Iswami memperjuangkan komunikasi publik yg baik antàrà rakyat kedua negara. Promosi wisata adalah bagian dari komunikasi publik utk meningkatkan jumlah wisatawan,” kata Saiful.
Rais Yatim, Menteri Penasehat Sosial dan Budaya Kerajaan Malaysia dalam pertemuan itu menuturkan tentang sejarah sehingga bangsa serumpuh harus terpisah oleh batas administratif negara akibat perundingan penjajah Inggris dan Belanda.
Ia menambahkan bahwa masalah batas negara yang kita pusingkan sekarang sebenarnya warisan dari perundingan-perundingan Inggris dan Belada.
Bukan hanya Indonesia dan Malaysia yang dipusingkan oleh masalah sempadan namun juga negara lain. Misalnya, antara Kanada dengan Amerika Serika, masih ada 80 isu yang belum tuntas. Kemudian antara Amerika Serikat dan Meksiko dengan lebih dari 200 isu.
Strategisnya pertemuan itu, menurut Rais Yatim akan bisa menjadi model bagi negara lain bertetangga yang masih ribut mempersoalkan masalah sempadan. Oleh sebab itu, maka ia sangat berharap agar dialog yang juga melahirkan kesepakatan untuk menandatangani Deklarasi Kota Kinabalu benar-benar bermanfaat bagi hubungan dua negara.
Di balik persoalan perbatasan yang mencapai ribuan kilometer itu, ada masalah lain menyangkut sosial, budaya dan kemanusiaan dan isu lainnya, di antaranya penyelundupan, perdagangan manusia, tenaga kerja serta terorisme.
Dalam acara itu, Saiful Hadi menyerahkan cinderamata berupa sejumlah buku fotografi yang dibuat Antara.