New Delhi (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan
disambut upacara kenegaraan di Istana Rashtrapati Bhavan, New Delhi,
India, oleh Perdana Menteri India dan Presiden India.
Sejumlah persiapan telah dilakukan sejak pagi menjelang penyambutan
tersebut, di antaranya penggelaran karpet merah hingga kursi-kursi
khusus di halaman istana tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P. Marsudi saat memberikan
keterangan pers di Lobby Leela Hotel Palace New Delhi, Senin, mengatakan
Presiden akan memulai program dalam rangka kunjungan kenegaraan ke
India.
"Pertama kalinya Presiden Jokowi ke India dan merupakan kunjungan
balasan dari kunjungan Perdana Menteri India ke Indonesia pada tahun
2013 dan juga ada kunjungan Wakil Presiden India pada November 2015,"
ucapnya.
Pagi hari, bertempat di Istana Kepresidenan Rashtrapati Bhavan,
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi akan mengikuti upacara penyambutan
kenegaraan oleh Presiden India Pranab Mukherjee dan Perdana Menteri
India Narendra Modi.
Setelah itu, Presiden akan menuju Rajghat (Mahatma Gandhi Memorial) untuk upacara peletakan karangan bunga.
Presiden Jokowi dan rombongan kemudian melakukan pertemuan
bilateral dengan P.M. Narendra Modi di Hyderabad House, yaitu bangunan
yang digunakan khusus untuk pertemuan dengan tamu negara.
Dalam pertemuan itu, sejumlah nota kesepahaman bersama akan ditandatangani.
Setelah jamuan kenegaraan makan siang oleh P.M. India, acara
pertemuan akan diakhiri dengan pernyataan pers bersama oleh kedua
pemimpin itu.
Sore harinya, Presiden Jokowi akan menerima kunjungan kehormatan
Wakil Presiden India Mohammad Hamid Ansari di The Leela Palace Hotel,
New Delhi.
Pada malam hari, Presiden Jokowi dan rombongan dijadwalkan melakukan
pertemuan terbatas dengan Presiden India Pranab Mukherjee dan
menghadiri Jamuan Makan Malam Kenegaraan oleh Presiden India.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kali ini, antara
lain Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri
Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri
Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
Editor: Fitri Supratiwi