Sekolah Berasrama, Memudahkan Siswa di Perbatasan

id ,

Sekolah Berasrama, Memudahkan Siswa di Perbatasan

BOARDING SCHOOL : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie mengusulkan fasilitas sekolah berasrama di Kaltara untuk memudahkan siswa di perbatasan dalam mengenyam pendidikan. (dok humas)

Jakarta (Antara News Kaltara) - Persoalan pendidikan menjadi perhatian serius Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie. Sebab, untuk meningkatkan sumber daya manusia, kompetensi masyarakat Kaltara harus diasah melalui pendidikan.

Untuk mendukung itu, Irianto mengusulkan harus ada fasilitas pendidikan yang berkualitas agar pengembangan sumber daya manusia dapat terwujud. Pasalnya, di wilayah perbatasan Kaltara, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengenyam pendidikan karena minimnya fasilitas pendidikan.

“Di perbatasan, seorang siswa masih harus rela jalan kaki berkilo-kilo meter hanya untuk mendapatkan pendidikan,” ujar Irianto.

Fasilitas tersebut, kata Irianto adalah sekolah berasrama. Tujuannya untuk memudahkan siswa di Kaltara khususnya di perbatasan mengenyam pendidikan. Usulan tersebut, lanjut Irianto telah disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi waktu mengunjungi Kaltara.

“Mendikbud, merespons positif usulan tersebut, sebab dengan begitu siswa - siswa akan lebih dimudahkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Usulan ini saya sampaikan juga dalam Rapat Koordinasi Badan Nasional Pengelola Perbatasan beberapa waktu lalu,” sebut Irianto, Minggu (22/1).

Dengan adanya sekolah berasrama, bagi Irianto, dapat meningkatkan pelayanan pendidikan yang ada di Kaltara. Sehingga, sekolah yang ada dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di wilayah perbatasan untuk menempuh kewajiban dalam mengenyam pendidikan.

Irianto berharap, dibangunnya sekolah berasrama dapat menjadi pemicu peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kaltara agar mampu bersaing di era global ini. Sehingga beberapa tahun kedepan lahir pemimpin dari Kaltara yang mempunyai karakter dan kemampuan secara keilmuan untuk mengabdi dan membangun Kaltara dan bangsa ini.

“Rencana pembangunan sekolah berasrama dapat menjadi pemicu semangat kami dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Kaltara,” jelas Irianto.

Selain sekolah berasrama, yang tak kalah penting adalah kualitas tenaga pendidiknya. Oleh sebab itu, gubernur mengimbau para guru agar mampu menggali potensi diri dengan tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga dapat membentuk karakter siswa melalui kegiatan belajar mengajar.

Untuk itu, Gubernur mendukung pentingnya memberikan pendidikan berkarakter terhadap siswa yang ada di Kaltara. Salah satunya dapat menggali kearifan lokal dengan pengembangan ekosistem lingkungan.

“Dengan sistem pendidikan berkarakter, kami berharap para dapat menggali potensi kearifan lokal yang ada di Kaltara, apalagi Mendikbud memiliki rencana untuk membangun sekolah berasrama di Kaltara,” jelasnya.

Menurut Irianto, siswa wajib mendapatkan pendidikan karakter karena sebagai penerus bangsa kedepan persaingan dan kompetisi kian ketat sehingga dibutuhkan generasi memiliki karakter diantaranya pantang menyerah tidak mudah mengeluh.

“Pendidikan berkarakter, diharapkan dapat memberi insiprasi untuk masa depan Kaltara agar lahir generasi yang memiliki daya saing cukup baik di masyarakat,” jelasnya.

Irianto mengatakan pemerintah saat ini tengah mencari solusi untuk mengatasi minimnya jumlah guru. Bahkan, Kemendikbud, dikatakan Irianto sudah mengusulkan sedikitnya 6.000 formasi guru yang akan ditempatkan di daerah perbatasan, terluar, terpencil, dan pedalaman.

“Terdapat 6.000 formasi guru yang tengah diproses di Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara. Mari kita berdoa semua, semoga bisa terpenuhi,” sebutnya.

Selain soal kekurangan jumlah guru, Irianto menyebutkan, jumlah sekolah di Kalimantan Utara mencapai 8.250 unit dengan rincian 537 PAUD, 448 SD, 152 SMP, 4 SLB, 56 SMA, dan 27 SMK.

Irianto juga menyebutkan sedikitnya masih ada 525 guru yang mengajar belum mengantongi ijazah S1 sebagaimana standar kualifikasi guru yang dipersyaratkan. Secara umum tutur dia, problematika pendidikan Kalimantan Utara dipengaruhi beberapa hal seperti geografis, disparitas wilayah, dan fasilitas pendidikan yang belum memadai.