SKPD Diminta Berkreasi Gali PAD--Gubernur Harapkan Tidak Terlalu Andalkan Dana Pusat

id ,

SKPD Diminta Berkreasi Gali PAD--Gubernur Harapkan Tidak Terlalu Andalkan Dana Pusat

BERKREASI : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie mengimbau agar seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak terlalu mengandalkan dana pusat. Namun lebih berkreasi dalam menggali pendapatan asli daerah (PAD). (dok humas)

Jakarta - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengatakan, secara resmi Kaltara tercatat sebagai salah satu pemegang saham Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (Bankaltim) per 31 Desember 2016 belum lama ini. Hal ini seiring dengan penyertaan modal Rp 150 miliar dan sudah tercatat dalam buku neraca bank tersebut.

Dikatakan Irianto, penyertaan modal dipastikan akan memberikan hasil positif. Dalam setahun Kalimantan Utara bisa memperoleh sebanyak Rp 11 miliar dari pembagian deviden berdasarkan alokasi dana yang disertakan.

"Insya Allah uang Rp 150 miliar itu pada akhir tahun 2017 akan berbuah manis. Di mana kita akan mendapatkan bagian Rp 11 miliar. Dari Rp 11 miliar itu bisa kita manfaatkan untuk membangun jembatan, atau tower telekomunikasi, membayar gaji pegawai, dan sebagainya," sebut Irianto, Minggu (5/2).

Irianto menceritakan, seandainya Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyertaan Modal tersebut tak jadi disahkan DPRD bersama Pemprov Kaltara di penghujung tahun 2016 lalu. Maka uang sebanyak Rp 150 miliar tersebut hanya akan menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa).

"Meskipun sudah disetujui Pak Tjahjo (Mendagri Tjahjo Kumolo), uang itu akan dikembalikan ke kas daerah dan hanya jadi Silpa, kalau tidak jadi diperdakan," ujarnya.

Irianto mengaku, bersyukur sekarang Kaltara menjadi salah satu pemegang saham di Bankaltim. Diperkirakan dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, dana yang disertakan akan terus produktif.

"Itu bisa mencapai 30 miliar. Dengan kondisi fiskal yang sehat, kita bisa melakukan percepatan pembangunan. Salah satunya bisa kita perbanyak lagi jumlahnya, untuk program perbaikan rumah warga tidak mampu," ujarnya.

Untuk itu, Irianto meminta kepala SKPD (satuan kerja perangkat daerah) lebih aktif berkreasi dan berinovasi demi mendapatkan sumber pembiayaan pembangunan. Pasalnya, ketergantungan dana pusat tidak melulu dapat dijadikan tumpuan utama. Sebab kapasitas fiskal negara juga mengalami pelemahan.

Bahkan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, kata Irianto, meminta agar daerah jangan lagi terlalu tergantung dana dari pusat. Sebab APBN terkoreksi turun kurang lebih Rp 300 triliun.

"Jadi saya minta SKPD berinovasi membangun networking. Khususnya SKPD Pajak dan Retribusi saya minta berinovasi, menggali pendapatan lebih tinggi. Saya minta tunjukkan kinerja terbaik," tegas Irianto.

Irianto menyatakan sebagai daerah bungsu di Indonesia. Butuh gerakan cepat dan benar yang terencana, terstruktur dan sistematis agar mampu mengejar berbagai ketertinggalan dan sejajar dengan provinsi lain

Namun, Irianto menyadari banyak kendala dan persoalan yang dihadapi. Salah satu kendala utama yaitu keterbatasan anggaran yang dimiliki dalam rangka pembiayaan agar terjadi percepatan (akselerasi) pembangunan di Kaltara.

"Kepala daerah sama dengan kepala rumah tangga. Jika kepala daerah mau bekerja keras melakukan kreasi dan inovasi serta terobosan dengan hal-hal baru, tentu akan menghasilkan hal positif yang bermanfaat bagi masyarakatnya"ujar Irianto.

Irianto mengatakan dengan percepatan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat akan menimbulkan keuntungan ganda. Selain, pembangunan bisa segera dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Juga dibandingkan dengan nilai sekarang (present value) investasi infrastruktur yang terbangun saat ini akan lebih menguntungkan daripada dibangun di masa akan datang karena asas manfaat dan tingginya inflasi bahan material bangunan.