Irianto: Jangan Bergantung pada Satu Sumber Energi

id ,

Irianto: Jangan Bergantung pada Satu Sumber Energi

FOTO BERSAMA : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie berfoto dengan sejumlah stakeholder di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna membahas sumberdaya energi di Kaltara. (dok humas)

Jakarta (Antara News Kaltara) - Tak hanya fokus mengenai rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan, banyak hal lain yang dibahas dalam pertemuan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno yang dilakukan Jumat (3/3) lalu. Salah satunya adalah penggunaan sumberdaya alam yang memiliki potensi besar jika dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Irianto mengatakan, sumberdaya alam di Kaltara harus dimanfaatkan dengan baik guna mendorong kesejahteraan masyarakat. Karena itu, pemanfaatan sumberdaya energi tidak hanya satu, melainkan harus komprehensif, sehingga tidak terjadi krisis energi.

“Jika kita belajar dari Sarawak Energy Berhard (perusahaan listrik di Sarawak, Malaysia), mereka memanfaatkan seluruh sumber energi yang ada untuk kepentingan masyarakatnya, jadi tidak hanya bergantung pada satu sumber energi saja,” ujar Irianto, Jumat (3/3).

Selain potensi Sungai Kayan yang cukup melimpah, batubara juga dinilai memiliki potensi yang sama. Bahkan berkat bantuan teknologi, batubara dengan kalori rendah dapat ditingkatkan. Tentu saja, dapat memberikan nilai tambah terdapat nilai jual batubara karena diminati oleh pasar internasional.

“Sistem upgrading kalori batubara yang tadinya 3.100 kkal ditingkatkan menjadi 4.200 kkal. Rencananya berproduksi dengan input batubara 1,2 juta ton per tahun dan output-nya akan mendapatkan 1 juta ton per tahun,” sebut Irianto.

Kelebihannya, lanjut Irianto, diantaranya harga produksi lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi rata-rata minyak bumi yang berlaku di dunia saat ini serta batubara cair dapatdipergunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar pesawat jet, mesin diesel, serta bensin dan bahan bakar minyak biasa.

“Teknologi pengolahannya juga ramah lingkungan. Termasuk batu bara juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Penggunaan batubara pada industri kecil yang paling cocok adalah dalam bentuk briket,” jelasnya.

Dengan potensi tersebut, KIPI Tanah Kuning dan mendapat dukungan dari PLTA yang dibangun di Kecamatan Peso, Bulungan dan kota baru mandiri sebagai fasilitas dan pemicu ekonomi. Selain itu, direncanakan mampu dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 400 megawatt.

Apalagi, KIPI Tanah Kuning dan Mangkupadi masuk ke dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) No 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) bersama 6 daerah lainnya di Indonesia.

Bahkan, kata Gubernur, pengelolaannya akan memperoleh perlakuan khusus, baik untuk investasi, kemudahan perizinan, dukungan pembiayaan maupun pembangunan dan penataan infrastruktur dan kawasan secara terpadu. Dengan begitu, pembangunan akan lebih cepat terealisasi

“Karena menjadi kawasan strategis nasional yang diprioritaskan percepatan pembangunannya,” ujarnya. Irianto berharap, agar masyarakat ikut mendoakan supaya proses percepatan pembangunan di Kaltara dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan untuk menjadi provinsi terdepan.

“Mari kita berdoa, agar segala sesuatunya dimudahkan dan berjalan lancar sesuai dengan harapan kita,” harap Irianto.