“Saat sudah banyak gedung baru yang mempercantik wajah Tanjung Selor, Ibukota Kaltara,†ujar Irianto saat memberikan pembekalan kepada taruna dan taruni Akpol di Semarang, Kamis (16/3). Karena itu, dihadapan para taruna Akpol, melalui program Latsitarda XXXVII yang melibatkan Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Udara (AAU), Akademi Angkatan Laut (AAL), Akpol dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tersebut, diharapkan dapat bersinergi dalam berperan mengawal pembangunan di Katara.
Selain itu, Irianto pun berharap kegiatan tersebut dapat merekatkan persatuan dan kesatuan serta ikut membantu menjaga masyarakat dari maraknya peredaran narkoba bersama masyarakat Kaltara. “Masyarakat Kaltara, sangatlah heterogen, saya optimis para taruna yang mengikuti kegiatan latsitarda ini dapat menyelesaikan latihannya dengan baik,†jelasnya.
Saat ini, lanjut Irianto, narkoba di Kaltara telah menjadi isu utama. Karena, berdasarkan catatan Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat 5000 orang pengguna narkoba di Kaltara. Peredaran tersebut diduga dari perbatasan negara, sehingga dibutuhkan peningkatan keamanan khusus di wilayah perbatasan maupun pedalaman agar Kaltara benar-benar bersih dari peredaran narkoba.
“Kita berharap, penyuluhan narkoba juga dapat dilakukan selamma rangkaian latsitarda di Kaltara, sehingga dapat mengurangi tingginya angka pengguna narkoba di Kaltara,†tambahnya. Karena itu, Irianto mengatakan, pembentukan BNN di Kaltara merupakan salah satu upaya yang tepat disamping terus melakukan penyuluhan mengenai dampak dan bahaya narkoba.
Sehingga dengan bersihnya Kaltara dari narkoba, diharapkan mampu membina generasi muda di Kaltara untuk lebih maju dalam mencapai prestasi. Dengan begitu, provinsi termuda ini benar-benar akan menjadi terdepan jika sumberdaya manusianya bebas narkoba.
“Jika sumberdayanya berprestasi dan bebas narkoba, maka generasi muda kita akan mampu meraih cita-cita yang mereka inginkan, dengan begitu slogan kita untuk menjadi terdepan akan terealisasi,†tuntas Irianto.