Gubernur Terus Berupaya untuk Percepatan Pembangunan PLTA--Temui Kementerian BUMN, Minta Semua Pihak Beri Dukungan

id ,

Gubernur Terus Berupaya untuk Percepatan Pembangunan PLTA--Temui Kementerian BUMN, Minta Semua Pihak Beri Dukungan

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie bersama pihak PT Kayan Hydro Energy, berdiskusi dengan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, F Harry Sampurno di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, kemarin. (dok humas)

Jakarta (Antara News Kaltara) – Untuk mempercepat terwujudnya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kecamatan Peso, Bulungan, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Seperti Kamis (4/5) kemarin, gubernur melakukan pertemuan dengan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, F Harry Sampurno di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.

Pertemuan tersebut, kata Irianto, dalam rangka mendiskusikan pemantapan persiapan pembangunan PLTA Kayan yang berbasis konservasi, oleh PT Kayan Hydro Energy. “Kita perlu diskusikan dengan beberapa kementerian terkait. Salah satunya dengan Kementerian BUMN. Karena ini proyek yang sangat besar, yang harus dipersiapkan dengan sangat matang,” kata Irianto.

Disampaikan, dukungan pemerintah pusat terhadap mega proyek tersebut sangat positif. Bahkan telah dibahas dalam Rapat Kabinet Terbatas pada 21 Maret yang lalu. Di mana, saat itu gubernur Kaltara diundang untuk menyampaikan paparan.

Presiden Joko Widodo saat memimpin Rapat Kabinet terbatas, memberikan atensi besar terhadap rencana tersebut. Bahkan dalam salah satu butir kesimpulan rapat terbatas itu, menyebutkan bahwa PLTA Kayan perlu dipercepat realisasi pembangunannya. “Pertemuan dengan pihak kementerian BUMN ini, salah satunya juga untuk menindaklanjuti hasil Rapat terbatas Kabinet tersebut,” ungkapnya.

Selain dengan Kementerian BUMN, Irianto menegaskan, untuk mempercepat proyek tersebut, pihaknya juga akan terus mengkomunikasikan dan berkoordinasi dengan kementerian lain yang terkait. Dan dirinya pun tetap optimis, pembangunan PLTA untuk tahap pertama dengan taret menghasilkan daya listrik 900 Megawatt (MW) dapat dimulai pada tahun ini.

Gubernur pun mengingatkan kepada semua pihak, termasuk perusahaan yang akan membangun PLTA, dalam hal ini PT Kayan Hydro Energy untuk mempercepat proses pembangunan PLTA. “Saya minta semua pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Bulungan, dalam penyiapan lahan dan hal relokasi warga, serta perusahaan agar mempercepat prosesnya,” tegas Irianto.

Irianto mengatakan, tahap pertama pembangunan PLTA diperkirakan membutuhkan waktu 4 - 5 tahun. Seperti yang ditargetkan sebelumnya, Irianto yakin pembangunan fisik PLTA bisa dimulai tahun ini. “Tentunya, sekali lagi saya sampaikan, ini memerlukan dukungan semua pihak. Begitupun dukungan dari masyarakat, utamanya di sekitar lokasi. Desain bendungan sudah ada. Biayanya lumayan besar. Termasuk perencanaan, studi kelayakan dan lainnya menghabiskan kurang lebih USD 75.000. Jadi tinggal dilanjutkan dengan pembangunan fisiknya," kata Irianto lagi.

Pembangunan sumber energy listrik, menjadi perhatian serius Irianto. Bahkan telah masuk dalam salah satu program utama Pemerintah Provinsi Kaltara. Kenapa listrik? Dengan ketersediaan listrik yang memadahi, bahkan berlebih, semuanya akan mudah. Investasi akan berkembang, ekonomi tumbuh, dan imbasnya masyarakat akan sejahtera.

“Proyeksinya nanti, selain untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat, listrik dari PLTA ini nanti akan disalurkan ke KIPI (Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional). Kuncinya di listrik. Kalau listrik tersedia, investor-investor yang selama ini sudah berencana masuk, akan semakin yakin berinvestasi,” ujarnya.

Termasuk salah satunya, sebut Irianto, PT Inalum, perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pengelolaan hasil tambang atau smelter, yang menghasilkan produk alumunium ini, membutuhkan listrik yang sangat besar. “Selain untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah, termasuk industry. Listrik yang dihasilkan PLTA, ke depan juga bisa diekspor ke luar daerah. Yang pasti, listrik semakin ke depan akan sangat dibutuhkan,” imbuh Irianto.