Pemprov Lakukan Pertemuan Instensif dengan Tsingshan

id ,

 Pemprov Lakukan Pertemuan Instensif dengan Tsingshan

GENJOT PEMBANGUNAN : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat menghadiri rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B Panjaitan, beberapa waktu lalu. (dok humas)

Jakarta (Antara Nes Kaltara) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie bergerak cepat 'menangkap' minat rencana investasi oleh Tsingshan-perusahaan asal China ke Kaltara. Sehari setelah pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Koordinato (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, langsung dilakukan pertemuan teknis dengan perusahaan produsen stainless steel terbesar ketiga di dunia itu. "Saya sudah perintahkan kepada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis yang menangani untuk melakukan pertemuan dengan pihak Tsingshan, sebagai tindak lanjut pertemuan di Kemenko Maritim kemarin," kata Irianto.

Pertemuan pun telah dilakukan dengan dipimpin oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Syaiful Herman, bersama Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Muhammad Johan Johor Mulyadi dan dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara.

Dari pertemuan tersebut, kata Irianto, pihak perusahaan meminta data-data dan informasi tentang Kaltara. Utamanya data-data terkait potensi daerah, serta hal-hal lain yang diperlukan. "Jadi mereka meminta data-data dan sudah kita berikan. Sementara masih dipelajari, nantinya akan ditindaklanjuti dengan melakukan pertemuan selanjutnya. Termasuk kemungkinan akan melakukan survei ke lapangan," ujarnya.
Dari Tsingshan sendiri, imbuh Irianto, telah melakukan survei lewat udara. Namun masih survei awal, yaitu melihat kondisi geografis Kaltara. "Dari pembicaraannya, mereka tertarik. Tinggal ditindaklanjuti untuk tahap-tahap berikutnya," imbuh Irianto.

Gubernur mengatakan, perusahaan tersebut nantinya akan membangun pabrik berikut sarana pendukung lainya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. Mengenai lahan, disebutnya masih mencukupi. "Di sana ada 25.000-an hektare. Jadi saya rasa cukup, dan tidak akan mengganggu investor-investor lain yang juga berencana berinvestasi di KIPI," urainya.

Sebelumnya diketahui, Tsingshan telah sukses membangun kawasan industri di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Mulai tahun lalu, perusahaan tersebut telah mulai memproduksi hasil logam berupa stainless steel. Produksinya pun terus meningkat. Ditargetkan menghasilkan stainless steel hingga 3 juta ton per tahun pada 2018 atau naik dari target tahun ini sejumlah dua juta ton.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam pertemuan bersama Menko Kemaritiman beberapa waktu lalu menyebutkan, kapasitas produksi bisa meningkat karena beberapa industri pengolahan dan pemurnian (smelter) berbasis nikel di kawasan tersebut telah menyatakan minat perluasan usaha dalam waktu dekat. Sukses mendirikan kawasan industri di Morowali, Tsingshan melirik Kaltara untuk kembali membangun kawasan industri.

Atas dukungan penuh dari pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait, perusahaan tersebut akan membangun kawasan industri yang terintegrasi di Kaltara. Mulai dari power plant berupa pembangkit listrik, pabrik smelter yaitu industri logam (stainless steel) hingga pelabuhannya.

Perusahaan yang memiliki banyak industri logam, utamanya stainless steel di berbagai negara itu, juga siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan dasar batubara yang dalam tahap pertama dibangun 1.000 Megawatt (MW).