Gubernur Bangga Wakil Kaltara Berprestasi

id ,

Gubernur Bangga Wakil Kaltara Berprestasi

PRESTASI : Gubernur Kaltara Dr Ir H Irianto Lambrie berfoto bersama peraih Kalpataru dan Adiwiyata Mandiri 2017 dari Kaltara, Rabu (2/8). (dok humas)

Jakarta (Antara News Kaltara) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr Ir H Irianto Lambrie menghadiri puncak acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 dan Landmark Hutan Indonesia di Plaza Soedjono Soerjo, Manggala Wanabakti Kompleks Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu (2/8).

Acara itu dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo sekaligus menyerahkan penghargaan lingkungan, yang meliputi Kalpataru (10 penghargaan), Adipura (16 penghargaan) dan Adipura Kencana (6), Adiwiyata (24 sekolah terbaik di provinsinya dari nominasi 113 sekolah), dan Nirwasita Tantra pada 3 Gubernur, 3 Bupati dan 3 Walikota. Presiden juga membuka secara simbolis Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2017 KLHK "Untuk : Hutan, Lingkungan dan Perubahan Iklim Berkeadilan".

Untuk penghargaan lingkungan, Provinsi Kaltara patut berbangga hati. Sebab, ada sejumlah wakilnya yang meraih penghargaan prestise itu. Yakni, Lefrand Adam Singai, penerima Kalpataru 2017 kategori Pembina; Sekolah Dasar (SD) Negeri 006 Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan dan SD Negeri 003 Nunukan, penerima Adiwiyata Mandiri 2017; dan Kota Tarakan, peraih Sertifikat Adipura 2017 kategori Kota Sedang.

Atas keberhasilan itu, Gubernur pun berbangga dan memberi apresiasi tinggi atas sumbangsih mereka kepada alam dan lingkungan di Kaltara. "Ini sebuah prestasi yang patut dibanggakan, dan saya ucapkan terima kasih atas kerja keras tersebut. Yang terpenting, adalah meneruskan upaya itu," tutur Gubernur di sela puncak acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 dan Landmark Hutan Indonesia di Plaza Soedjono Soerjo, Manggala Wanabakti Kompleks Gedung KLHK, Rabu (2/8).

Tak terlepas dari itu, Gubernur juga menekankan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara untuk melakukan reaksi aktif atas arahan Presiden terkait pemanfaatan hutan sebagai salah satu sumber perekonomian rakyat. "Terkait hal ini, kami mendukung upaya reformasi agraria. Mengingat hutan kita cukup luas, namun rakyat banyak yang miskin, utamanya yang hidup di sekitar hutan. Dari itu, Kaltara ingin memanfaatkan lahan hutan non produktif untuk dialihkan menjadi kawasan investasi yang berkelanjutan," jelas Gubernur.

Kaltara juga giat melakukan pembangunan emisi rendah. Caranya, dengan melakukan penanaman dan melestarikan kawasan konservasi yang ada. Ditegaskan Gubernur, ada 1,3 juta hektare kawasan konservasi yang tak disentuh oleh pengrusak hutan. "Kalau dirusak, akan diberi sanksi. Dan, beruntungnya, masyarakat adat di Kaltara juga turut serta dalam upaya menjaga kelestarian hutan itu sesuai adat masing-masing," urai Gubernur.

Di samping itu, Gubernur juga mencanangkan penggunaan bahan bakar beremisi rendah. Diantaranya, pemanfaatan gas alam, biomass dan minyak kelapa sawit sebagai sumber bahan bakar. "Renewable energy tengah diupayakan direalisasikan di Kaltara. Di Malinau, ada rencana investasi pembangkit listrik tenaga biomassa (kelapa sawit) 2 x 3 Megawatt (MW). Realisasinya tengah berproses," ungkap Gubernur.

Untuk pelarangan eksploitasi hutan seperti penebangan dan lainnya, Gubernur mengakui bahwa hal itu terbentur dengan kewenangan yang terbatas. Sebab, sebagian besar kewenangan itu tetap menjadi ranah kementerian terkait.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam arahannya di puncak acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 menyebutkan, hutan di Indonesia harus mampu memakmurkan rakyatnya. "Kita butuh tingkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan, lewat program ketahanan pangan yang bisa dikembangkan seperti agroforestry, silvopastura dan lainnya. Tapi tak pernah dilakukan secara serius. Mulai hari ini dikerjakan serius," jelas Presiden.

Presiden juga menekankan kebutuhan Indonesia akan ketahanan energi terbarukan. "Harus ada hutan tanaman energi yang memberikan manfaat ekonomi kepada rakyat. Intinya, banyak hal yang baru yang bisa dikerjakan dalam mengelola hutan. Jangan monotong," tuntasnya.