Tarakan (Antara News Kaltara) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menyebutkan pelaksanaan ujian nasional 2015 sebagian dilaksanakan dengan sistem online. 
      Sebagai pilot project, Penjabat (Pj) Gubernur DR H Irianto Lambrie mengumumkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tarakan sudah cukup layak.
      “SMAN 1 Tarakan kita jadikan pilot project karena layak dan memiliki kelengkapan untuk melaksanakan ujian secara online,” kata Irianto dalam sosialisasi pelaksanaan ujian nasional secara online, akhir pekan lau.
     Kepada pelajar yang akan melaksanakan ujian dengan sistem online tersebut, Pj Gubernur meminta agar pelajar tidak perlu merasa takut dan ragu. Baginya, justru dengan pelaksanaan ujian online harusnya dijadikan sebagai ajang kompetisisekaligus transparansi untuk menghilangkan kecurigaan-kecurigaan yang harus dimulai dari dunia pendidikan.
       Yang menjadi perhatian saat ini Kementerian Pendidikan sendiri masih dalamproses penyusunan kebijakan. Sehingga Dinas Pendidikan berharap dalam waktu dekat untuk segera menertibkan standar operasionalnya. 
       Dalam kesempatan itu juga Irianto memberikan arahan kepada ratusan pelajar dan juga guru yang diundang baik dari sekolah negeri maupun swasta terkait peningkatan kualitas pelajar di tingkat SMA. Ia mencontohkan beberapa negara yang mengedepankan pelajar SMA dalam dunia pendidikan salah satunya Jepang. 
      “Pada tahun 1869, Jepang mengirim puluhan ribu anak-anak lulusan SMA ke seluruh negara yang terbaik ilmu pendidikannya terutama Jerman dan Inggris, dalam waktu 1869 – 1930an orang Jepang sudah bisa membuat kereta api sendiri, sudah bisa membuat mesin sendiri, senjata dan juga pesawat,” paparnya. Saat ini, lanjutnya, negara Tiongkok juga melakukan hal yang sama dengan mengirim ratusan ribu mahasiswanya setiap tahun ke seluruh negara maju di dunia dengan dibiayai pemerintah setempat.
      “Kita dengan keterbatasan kita baru ribuan saja. Kemarin Kementerian Keuangan menjelaskan di Indonesia baru 3 ribuan saja, itupun belum tercapai, namun itu peluang bagi kita. Saya optimis anak-anak lulusan SMA atau S1 di Kaltara itu bisa,” kata Irianto. Untuk pencapaian tersebut, pelajar hanya punya satu kunci yakni bahasa asing khususnya bahasa Inggris. Ia pun memotivasi kepada pihak sekolah memulai menerapkan bahasa asing sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). 
      “Paling tidak mencoba yang namanya TOFL. Ke Amerika misalnya, untuk bisa kesana syaratnya harus lulus minimal 550, kalau bisa 600 malah lebih baik,” sebut Irianto. Meski berat, Irianto optimis dengan kemampuan pelajar maupun mahasiswa Kaltara


Pewarta :
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024