Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – Ketua Kwartir Nasional Adhyaksa Dault menuturkan gerakan pramuka merupakan gerakan non formal, bukan gerakan organisasi politik, bukan organisasi massa, bukan organisasi sosial. Hal ini dikatakannya usai melantik Ketua Mapida Gerakan Pramuka Kaltara Irianto Lambrie di Gedung Wanita, kemarin (31/3).
“Para aktivisnya boleh saja ikut berpartai tetapi ketika menggunakan seragam pramuka, maka itu semua (urusan politik) harus dilepas,†ujar Adhyaksa Dault. Dalam kesempatan itu, Adhyaksa menjelaskan mengapa pramuka menggunakan simbol tunas kelapa. Simbol ini menunjukkan ketangguhan. Bahkan kelapa juga merupakan buah yang multi manfaat. Mulai dari akar hingga ujung daun bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal.
Sebagaimana tunas kelapa, gerakan pramuka dimulai tahapan demi tahapan. Mulai siaga, penggalang, penggalang ramu terap, penegak, pandega lalu pembina. “Orang yang melalui tahapan selalu memperoleh kesuksesan yang dahsyat,†lanjutnya.
Gerakan pramuka, lanjut Adhyaksa, diperkuat dengan adanya Tri Satya dan Dasa Dharma. Ia mengajak pembimbing gerakan pramuka nantinya membawa generasi Kaltara ke dalam kegiatan positif ini.
“Mari sama-sama bangun gerakan pramuka ini agar generasi kita ke depan lebih berakhlak mulia,†pungkasnya.