Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) merencanakan menghidupkan kembali ekspor komoditas perikanan kelautan ke beberapa negara tetangga. Bahkan untuk memaksimalkan kuantitas, ekspor komoditas perikanan kelautan akan dipadukan dengan barang-barang olahan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Rencananya, komoditas ekspor akan diangkut menggunakan pesawat milik maskapai Malaysia Airlines dari Bandara Juwata Tarakan langsung menuju Kuala Lumpur.

Amir Bakri, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara menjelaskan, rencana kerjasama yang datang dari investor Malaysia merupakan langkah yang baik untuk mendukung rencana program Kementerian Kelautan memberantas jalur peredaran ekspor ilegal.

"Kami menyambut baik hal ini. Selama ini kami ada kendala. Tetapi kalau langsung ke Kuala Lumpur, tentu itu akan sangat bagus, tidak lagi harus singgah di Singapura," sebut Amir. Udang, kepiting, dan bandeng termasuk rumput laut adalah komoditas andalan Kalimantan Utara yang akan dipasarkan.

Haerumuddin Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kaltara juga menyampaikan beberapa hasil kerajinan masyarakat cukup prospek untuk menjadi barang ekspor. Ia yakin pasar internasional khususnya di kawasan Asean akan memberi respon yang positif.

"Kita banyak beberapa kerajinan olahan masyarakat. Seperti halnya kerajinan anyaman, rotan, dan olahan hasil hutan. Saya kira masyarakat ASEAN akan memberi respon positifnya," tutur Haerumuddin.

Selain itu, tumbuhkembang olahan makanan dan minuman masyarakat sebut Haerumuddin terus menunjukkan progres signifikan. Seperti banyaknya olahan makanan kepiting siap saji, udang, dan berbagai makanan dan minuman ringan lainnya.

"Artinya kita tidak kuatir kuantitas barang ekspor dari Kaltara ke Kuala Lumpur itu tidak kurang. Bisa mencapai 11 ton ke atas sekali terbang," sebutnya.

Captain Ritzerwan Rashid yang notabene mantan eksekutif officer Malaysia Airlines yang berencana menyediakan maskapai penerbangan menyatakan ekspor langsung ke Kuala Lumpur akan lebih efisien dan efektif. "Biayanya tentu lebih murah. Itu keuntungannya," tuturnya.


Pewarta :
Editor : Firsta Susan Ferdiany
Copyright © ANTARA 2025