Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) - Sebagai
langkah awal guna percepatan investasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan
Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi, tahun ini Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) mulai memfokuskan realisasi pembangunan
bendungan tahap I Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan 900
Megawatt (MW) di Kecamatan Peso, Bulungan.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie
mengatakan, progres pembangunan PLTA Sungai Kayan, saat ini tinggal menunggu
izin konstruksi bendungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR). "Kalau bisa, bulan Maret ini harus sudah berjalan. Saat ini
permohonan izin konstruksinya tengah dievaluasi oleh tim Kementerian
PUPR," kata Irianto.
Karena itu, Gubernur berharap pada pertemuan
dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang dijadwalkan dalam waktu dekat ini
dapat mempercepat penerbitan izin konstruksi itu. Sebab ini juga sejalan dengan
perintah lisan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Kaltara pada Oktober tahun
lalu. "Kita mohon kepada Menteri PUPR untuk segera mempercepat penerbitan
izin konstruksi tersebut," ungkapnya.
Irianto mengatakan, tahapan rencana
pembangunan bendungan tersebut sudah selesai. Termasuk studi perencanaannya.
Kini, tinggal menunggu kebijakan nasional yang lebih kuat agar bendungan ini
segera terwujud.
Seperti diketahui, bendungan tahap I
membutuhkan waktu 4 sampai 5 tahun. Perizinan dari Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Kehutanan, sudah tidak masalah.
Termasuk desain bendungan sudah dibuat sejak beberapa waktu lalu oleh PT Kayan
Hydro Energy (KHE). "Biaya untuk desain ini lumayan besar. Mulai dari
perencanaan, studi kelayakan dan lainnya menghabiskan kurang lebih USD 75.000.
Sekarang tinggal dilanjutkan dengan pembangunan fisiknya," sebut Gubernur.
Selain pembangunan bendungan yang pada tahap
pertama diperkirakan menghasilkan 900 MW, saat ini Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Bulungan bersama pihak perusahaan terkait telah melakukan proses
pembebasan lahan dan relokasi masyarakat yang berada di sekitar lokasi
bendungan. Ada ratusan warga di dua desa yang akan dipindahkan ke lokasi eks
Hak Pengusahaan Hutan (HPH) Inhutani.
Masyarakat, kata Irianto, sudah tidak
masalah. Semua bersedia untuk direlokasi. "Selain dibangunkan tempat
tinggal, di lokasi yang baru nanti oleh perusahaan akan dibangun sarana
pendukung lainnya. Seperti sarana kesehatan, pendidikan dan lainnya,"
ujarnya.
Sementara itu, dalam hal pembebasan lahan,
berdasarkan laporan yang diterima, saat ini progres pembebasan lahan sudah
mencapai 70 persen dari seluruh area yang harus dibebaskan untuk keperluan
pembangunan bendungan PLTA Tahap I, seluas 200 hektare lebih.
Antara pihak perusahaan dengan masyarakat
telah menyepakati harga ganti rugi lahan. "Saya berharap bisa secepatnya
selesai (proses pembebasan lahan). Karena salah satu kunci dari percepatan
progres pembangunan PLTA ini, adalah pembebasan lahan. Alhamdulillah, sudah ada
kesepakatan. Tinggal bagaimana proses administrasi dan pembayarannya. Yang
terpenting adalah komunikasi dan pendekatan bagaimana kita memberikan pemahaman
kepada masyarakat," kata Irianto.
Gubernur pun tak henti-hentinya meminta
dukungan dari semua pihak. Terutama masyarakat. Suksesnya pembangunan dan
investasi karena dukungan penuh dari masyarakat. "Investasi PLTA ini untuk
jangka panjang. Anak cucu kita yang akan menikmatinya. Kalau kita semua ingin
berbuat baik, dan meninggalkan kebaikan untuk anak cucu kita, maka wajib
mendukung investasi ini," urai Irianto.
Masyarakat, lanjutnya, diharapkan juga tidak
gampang termakan oleh isu-isu yang tidak dipertanggungjawabkan. "Kita akan
meletakkan pondasi untuk kemajuan Kaltara di masa mendatang. Masyarakat saya
minta berpikir bijak, jangan mudah terpancing. Karena akan ada saja orang-orang
yang tidak suka, yang akhirnya ingin memecah belah, menyebarkan berita bohong,
mencaci maki. Ini yang wajib kita lawan. Siapapun yang akan mengganggu kemajuan
Kalimantan Utara, harus dilibas," tuntasnya.
Kaltara Fokus Realisasi Bendungan PLTA Kayan 900 MW
PERCEPATAN : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kala berkunjung ke Bendungan Sigura-gura, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, tahun lalu. (dok humas)
PERCEPATAN : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kala berkunjung ke Bendungan Sigura-gura, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, tahun lalu. (dok humas)