Tanjung Selor (ANTARA) - Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Pemerintah Provinsi (Pemrov) Kalimantan Utara (Kaltara) kembali hadir di tengah masyarakat guna memenuhi dan menstabilkan harga kebutuhan pokok. Atas dasar itu, Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie menginstruksikan agar digelar Operasi Pasar Murah (OPM) di sejumlah wilayah di Kaltara.
“Pelaksanaan OPM di 6 desa di Kaltara. Saya instruksikan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop-UMKM) bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara untuk memotori kegiatan ini,”kata Gubernur.
Rencananya, lanjut Gubernur OPM, dijadwalkan digelar pada 4 hingga 13 Desember. “Dalam pelaksanaannya di lapangan, OPM akan melibatkan sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait serta distributor lokal dan Bulog (Badan Urusan Logistik). Tak luput pula, pemerintah daerah setempat,” jelasnya.
Sejumlah komoditi yang dijaja pada OPM, diberikan subsidi oleh pemerintah. Harganya pun tak melebihi harga eceran tertinggi (HET). “Komoditi yang dijual pada OPM, diantaranya beras, susu kaleng, kopi, minyak goreng, gula dan lainnya,” lanjut Gubernur. Komoditi yang dijaja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kaltara yang merayakan Natal, dan menjelang tahun baru. “Insya Allah, komoditi yang dijual di OPM merupakan representasi dari kebutuhan masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru 2020,” ungkapnya.
Untuk pendanaan OPM tahun ini, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 63 juta (untuk dalam kota) dan APBD Perubahan 2019 sebesar Rp 70 juta (untuk wilayah luar ibukota). “Pembelinya kami targetkan 300 KK, dan untuk tiap komoditi yang dijual di setiap lokasi kuantitasnya sekitar 200 kilogram,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindagkop-UKM Kaltara Hartono menyebutkan, untuk stok komoditi barang pokok sendiri, sesuai laporan Bulog masih aman. Seperti beras yang stoknya mencapai 708 ton di gudang Bulog, daging 8 ton dan lainnya. “Yang menjadi kekhawatiran, adalah telor ayam yang harganya mencapai Rp 45 ribu per piring,” bebernya.
Pun demikian, Hartono tetap berharap gejolak kenaikan harga barang pokok di akhir tahun takkan terjadi. “Satgas (Satuan Tugas) Pangan akan selalu memantau harga dan tanggal kedaluarsa barang,” tuturnya. Untuk pemantauan sendiri, difokuskan di 2 daerah yakni Tarakan dan Bulungan.