Tarakan (ANTARA) - Walikota Tarakan, Khairul meminta warga jangan terlalu heboh atau berlebihan terhadap mahasiswa dari China asal Tarakan yang baru menjalani observasi di Natuna.
"Saya kira tidak ada masalah kalau ke luar dari karantina dianggap amanlah, tidak ada apa - apa cuman terlalu heboh aja," kata Khairul di Tarakan, Minggu.
Dia mencontohkan anaknya sendiri bernama Syadza Ulima Azalia Khair yang menempuh pendidikan kedokteran di Hubei University terletak di kota Xiang Yang, Provinsi Hubei saat ini baik - baik saja di rumah tidak ada masalah kesehatan.
"Sudah sebulan, tidak ada masalah, memang ada beberapa negara yang terinfeksi. Alhamdulillah begitu ada wabah langsung cepat ditanggani," kata Khairul.
Menurutnya tindakan preventif yang dilakukan pemerintah Indonesia luar biasa, walaupun secara ekonomi ada dampaknya.
"Secara medis sudah aman, tapi kalau nggak percaya sama dokter yah nggak tahu lagi. Sebenarnya karantina itu untuk memastikan bahwa mereka benar - benar tidak terinfeksi, memang selama 14 hari tidak ada terinfeksi," kata Walikota.
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Kaltara jumlah mahasiswa dari Kaltara yang menjalani observasi ada 7 orang dari Nunukan, 8 orang Tarakan, 3 orang Bulungan dan 2 orang Malinau.
Sementara itu, Aulia Ratna mahasiswa asal Nunukan pasca observasi dan tiba di Tarakan pada hari Minggu sangat senang bisa bertemu keluarganya di Tanah Air.
Aulia sudah menempuh pendidikan di Kedokteran di China sudah 4 tahun.
Baca juga: Terima kasih keluarga mahasiswa Kaltara kepada Jokowi
Baca juga: Suasana haru warnai kedatangan mahasiswa pascaobservasi di Natuna
"Saya kira tidak ada masalah kalau ke luar dari karantina dianggap amanlah, tidak ada apa - apa cuman terlalu heboh aja," kata Khairul di Tarakan, Minggu.
Dia mencontohkan anaknya sendiri bernama Syadza Ulima Azalia Khair yang menempuh pendidikan kedokteran di Hubei University terletak di kota Xiang Yang, Provinsi Hubei saat ini baik - baik saja di rumah tidak ada masalah kesehatan.
"Sudah sebulan, tidak ada masalah, memang ada beberapa negara yang terinfeksi. Alhamdulillah begitu ada wabah langsung cepat ditanggani," kata Khairul.
Menurutnya tindakan preventif yang dilakukan pemerintah Indonesia luar biasa, walaupun secara ekonomi ada dampaknya.
"Secara medis sudah aman, tapi kalau nggak percaya sama dokter yah nggak tahu lagi. Sebenarnya karantina itu untuk memastikan bahwa mereka benar - benar tidak terinfeksi, memang selama 14 hari tidak ada terinfeksi," kata Walikota.
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Kaltara jumlah mahasiswa dari Kaltara yang menjalani observasi ada 7 orang dari Nunukan, 8 orang Tarakan, 3 orang Bulungan dan 2 orang Malinau.
Sementara itu, Aulia Ratna mahasiswa asal Nunukan pasca observasi dan tiba di Tarakan pada hari Minggu sangat senang bisa bertemu keluarganya di Tanah Air.
Aulia sudah menempuh pendidikan di Kedokteran di China sudah 4 tahun.
Baca juga: Terima kasih keluarga mahasiswa Kaltara kepada Jokowi
Baca juga: Suasana haru warnai kedatangan mahasiswa pascaobservasi di Natuna