Jakarta (ANTARA) - Pewarta Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Susylo Asmalyah meraih gelar doktor ilmu manajemen setelah menyelesaikan sidang promosi terbuka di Universitas Indonesia Persada YAI.
"Disertasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama untuk Badan Narkotika Nasional," kata Ketua sidang Prof Dr Ismuhadjar di Jakarta, Selasa.
Disertasi berjudul Determinal Satisfaction Program P4GN Badan Narkotika Nasional dan Implikasinya Terhadap Trust Mahasiswa di DKI Jakarta tersebut diselesaikan Susylo secara bersamaan dengan tugas sebagai pewarta.
Berdasarkan hasil disertasi tersebut, diketahui bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki kepercayaan penuh kepada BNN. Hal itu dikarenakan program pemberantasan narkoba oleh lembaga itu belum merata di Tanah Air.
"Peneliti menyimpulkan bahwa raih dulu kepercayaan masyarakat oleh BNN," katanya.
Untuk mendapat kepercayaan tadi, BNN disarankan agar bisa membuktikan pencegahan dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Hingga kini masyarakat dinilai belum begitu banyak paham mengenai program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
"Kalau program ini digalakkan dan dibuktikan kepada masyarakat mampu berfungsi dengan baik, maka kepercayaan bisa muncul," katanya.
Sementara itu, pewarta LKBN ANTARA Dr Susylo Asmalyah mengatakan untuk menyelesaikan disertasi tersebut ia sekaligus menjalankan tugas sebagai pewarta.
"Jadi selama saya jadi wartawan liputan itu kebetulan di Badan Narkotika Nasional. Saya sambil liputan," kata dia.
Selama menjalankan tugas jurnalistik, pewarta yang kini bertugas di Pulau Kalimantan tersebut menemukan fakta bahwa setiap hari kasus narkoba terus mengalami peningkatan. Hal itulah yang ditulis melalui karya ilmiahnya.
"Kenapa jumlah kasus terus meningkat? Pemberantasan sering dilakukan ternyata pencegahan yang kurang di lakukan, itu menurut saya," katanya.
Berangkat dari masalah sosial itu, pewarta yang kerap disapa Susy tersebut terus menggali dan mencari tahu penyebab angka tingginya penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan penelitian dan Puslitkes Universitas Indonesia bersama BNN menyatakan 1,9 persen atau dua dari 100 orang mahasiswa serta pelajar adalah korban penyalahgunaan narkoba.
"DKI Jakarta adalah prevalensi tertinggi di Indonesia saat penelitian atau disertasi itu dilakukan. Pada 2019 sudah turun menjadi peringkat ketiga," ujar dia.
Baca juga: Akademisi: Disertasi pewarta Antara solusi pemberantasan narkoba
"Disertasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama untuk Badan Narkotika Nasional," kata Ketua sidang Prof Dr Ismuhadjar di Jakarta, Selasa.
Disertasi berjudul Determinal Satisfaction Program P4GN Badan Narkotika Nasional dan Implikasinya Terhadap Trust Mahasiswa di DKI Jakarta tersebut diselesaikan Susylo secara bersamaan dengan tugas sebagai pewarta.
Berdasarkan hasil disertasi tersebut, diketahui bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki kepercayaan penuh kepada BNN. Hal itu dikarenakan program pemberantasan narkoba oleh lembaga itu belum merata di Tanah Air.
"Peneliti menyimpulkan bahwa raih dulu kepercayaan masyarakat oleh BNN," katanya.
Untuk mendapat kepercayaan tadi, BNN disarankan agar bisa membuktikan pencegahan dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Hingga kini masyarakat dinilai belum begitu banyak paham mengenai program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
"Kalau program ini digalakkan dan dibuktikan kepada masyarakat mampu berfungsi dengan baik, maka kepercayaan bisa muncul," katanya.
Sementara itu, pewarta LKBN ANTARA Dr Susylo Asmalyah mengatakan untuk menyelesaikan disertasi tersebut ia sekaligus menjalankan tugas sebagai pewarta.
"Jadi selama saya jadi wartawan liputan itu kebetulan di Badan Narkotika Nasional. Saya sambil liputan," kata dia.
Selama menjalankan tugas jurnalistik, pewarta yang kini bertugas di Pulau Kalimantan tersebut menemukan fakta bahwa setiap hari kasus narkoba terus mengalami peningkatan. Hal itulah yang ditulis melalui karya ilmiahnya.
"Kenapa jumlah kasus terus meningkat? Pemberantasan sering dilakukan ternyata pencegahan yang kurang di lakukan, itu menurut saya," katanya.
Berangkat dari masalah sosial itu, pewarta yang kerap disapa Susy tersebut terus menggali dan mencari tahu penyebab angka tingginya penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan penelitian dan Puslitkes Universitas Indonesia bersama BNN menyatakan 1,9 persen atau dua dari 100 orang mahasiswa serta pelajar adalah korban penyalahgunaan narkoba.
"DKI Jakarta adalah prevalensi tertinggi di Indonesia saat penelitian atau disertasi itu dilakukan. Pada 2019 sudah turun menjadi peringkat ketiga," ujar dia.
Baca juga: Akademisi: Disertasi pewarta Antara solusi pemberantasan narkoba
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Arief Mujayatno