Jakarta (ANTARA) - Facebook mengatakan bahwa sebuah server berbasis di Amerika Serikat, yang dulu digunakan oleh NSO Group untuk mengintai pengguna WhatsApp, menggunakan perangkat lunak Pegasus.
Dikutip dari Phone Arena, Minggu, perusahaan media sosial tersebut mengatakan bahwa layanan hosting yang berbasis di Los Angeles, server QuadraNet, telah digunakan lebih dari 700 kali selama serangan untuk menginstal malware pada perangkat pengguna WhatsApp antara April dan Mei 2019.
Pada Mei 2019, WhatsApp mengidentifikasi dan memperbaiki celah yang memungkinkan penjahat dunia maya untuk menginstal spyware pada ponsel pintar hanya dengan melakukan panggilan kepada korban. Sistem panggilan video dieksploitasi secara khusus dan tidak mengharuskan pengguna untuk menjawab panggilan.
Sekitar 1.400 pengguna terpengaruh, termasuk jurnalis dan terdakwa hak asasi manusia di setidaknya 20 negara. Kemudian pada Oktober, serangan itu disalahkan kepada pengembang spyware Israel NSO Group, yang juga dikenal dengan nama Q Cyber Technologies.
Ketika Facebook menggugat NSO Group pada Oktober, perusahaan tersebut membantah tuduhan itu, mengklaim bahwa teknologinya hanya dijual kepada klien pemerintah.
Namun, sekarang Facebook menuduh NSO Group menggunakan server yang berbasis di AS untuk melakukan serangan, karena NSO sebelumnya mengatakan bahwa tidak dapat menjalankan operasi di AS.
Selain itu, Facebook juga telah menantang klaim NSO Group bahwa kasus tersebut harus dihentikan karena pelanggannya yang sebagian besar pemerintah memberikan kekebalan hukum, dan juga alasan teknis yurisdiksi.
Facebook mengatakan NSO Group belum menyebutkan satu pun negara tempat mereka menjual perangkat lunak dan tidak memberikan bukti, seperti dokumen, yang menunjukkan bahwa perannya hanya operasional.
Facebook juga mengatakan, pada dasarnya, NSO Group ingin bebas dari hukuman hanya karena pemerintah tampaknya menggunakan produk-produknya, sementara Facebook tidak membelinya.
Di sisi lain, NSO Group, masih bersikeras dengan pendiriannya. Perusahaan tersebut menegaskan kembali bahwa perangkat lunak Pegasus tidak berfungsi di AS.
Baca juga: WhatsApp segera tambah jumlah peserta panggilan video grup
Baca juga: Facebook perkenalkan Messenger Rooms saingi Zoom
Baca juga: Fitur Messenger Kids tekankan kontrol orang tua
Dikutip dari Phone Arena, Minggu, perusahaan media sosial tersebut mengatakan bahwa layanan hosting yang berbasis di Los Angeles, server QuadraNet, telah digunakan lebih dari 700 kali selama serangan untuk menginstal malware pada perangkat pengguna WhatsApp antara April dan Mei 2019.
Pada Mei 2019, WhatsApp mengidentifikasi dan memperbaiki celah yang memungkinkan penjahat dunia maya untuk menginstal spyware pada ponsel pintar hanya dengan melakukan panggilan kepada korban. Sistem panggilan video dieksploitasi secara khusus dan tidak mengharuskan pengguna untuk menjawab panggilan.
Sekitar 1.400 pengguna terpengaruh, termasuk jurnalis dan terdakwa hak asasi manusia di setidaknya 20 negara. Kemudian pada Oktober, serangan itu disalahkan kepada pengembang spyware Israel NSO Group, yang juga dikenal dengan nama Q Cyber Technologies.
Ketika Facebook menggugat NSO Group pada Oktober, perusahaan tersebut membantah tuduhan itu, mengklaim bahwa teknologinya hanya dijual kepada klien pemerintah.
Namun, sekarang Facebook menuduh NSO Group menggunakan server yang berbasis di AS untuk melakukan serangan, karena NSO sebelumnya mengatakan bahwa tidak dapat menjalankan operasi di AS.
Selain itu, Facebook juga telah menantang klaim NSO Group bahwa kasus tersebut harus dihentikan karena pelanggannya yang sebagian besar pemerintah memberikan kekebalan hukum, dan juga alasan teknis yurisdiksi.
Facebook mengatakan NSO Group belum menyebutkan satu pun negara tempat mereka menjual perangkat lunak dan tidak memberikan bukti, seperti dokumen, yang menunjukkan bahwa perannya hanya operasional.
Facebook juga mengatakan, pada dasarnya, NSO Group ingin bebas dari hukuman hanya karena pemerintah tampaknya menggunakan produk-produknya, sementara Facebook tidak membelinya.
Di sisi lain, NSO Group, masih bersikeras dengan pendiriannya. Perusahaan tersebut menegaskan kembali bahwa perangkat lunak Pegasus tidak berfungsi di AS.
Baca juga: WhatsApp segera tambah jumlah peserta panggilan video grup
Baca juga: Facebook perkenalkan Messenger Rooms saingi Zoom
Baca juga: Fitur Messenger Kids tekankan kontrol orang tua
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani