Jakarta (ANTARA) - KH Hasyim Wahid, adik bungsu Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggal dunia, Sabtu, pukul 04.18 WIB di RS Mayapada, Jakarta.
Kabar duka itu diumumkan keponakannya, Irwan Wahid, putra KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam cuitannya di akun twitternya @ipangwahid.
Menurut Irfan, jenazah KH Hasyim Wahid akan disemayamkan di rumah duka di Ciganjur, Jakarta Selatan dan selanjutnya dimakamkan di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Baca juga: 10.000 jemaah bakal hadiri Haul Gus Dur
Baca juga: Wakil Presiden UMNO ungkap pesan Gus Dur
KH Hasyim Wahid merupakan putra bungsu pasangan pahlawan nasional KH Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah.
Sosok yang akrab disapa Gus Im itu dikenal dekat bahkan menjadi mentor para aktivis, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Im juga tercatat pernah menjadi anggota dan pengurus PDI Perjuangan serta menjadi pejabat di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Baca juga: Jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di barat makam Gus Dur
Baca juga: Sejumlah tokoh negara melayat di rumah duka Gus Sholah
Baca juga: Gus Sholah ulama lintas batas yang demokratis
Kabar duka itu diumumkan keponakannya, Irwan Wahid, putra KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam cuitannya di akun twitternya @ipangwahid.
Menurut Irfan, jenazah KH Hasyim Wahid akan disemayamkan di rumah duka di Ciganjur, Jakarta Selatan dan selanjutnya dimakamkan di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Baca juga: 10.000 jemaah bakal hadiri Haul Gus Dur
Baca juga: Wakil Presiden UMNO ungkap pesan Gus Dur
KH Hasyim Wahid merupakan putra bungsu pasangan pahlawan nasional KH Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah.
Sosok yang akrab disapa Gus Im itu dikenal dekat bahkan menjadi mentor para aktivis, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Im juga tercatat pernah menjadi anggota dan pengurus PDI Perjuangan serta menjadi pejabat di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Baca juga: Jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di barat makam Gus Dur
Baca juga: Sejumlah tokoh negara melayat di rumah duka Gus Sholah
Baca juga: Gus Sholah ulama lintas batas yang demokratis
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Nurul Hayat