Jakarta (ANTARA) - Hermann Josis Mokalu atau Yosi "Project Pop" menampik tudingan yang menyebut dirinya mengajak masyarakat atau rekan-rekannya menjadi influencer pro pemerintah.

Yosi yang menjadi Ketua Siberkreasi, program edukasi literasi digital, mengaku hanya sebatas memberikan pelatihan menjadi konten kreator kepada berbagai masyarakat di daerah melalui program "School of Influencer".

"Mereka sih bisa lihat dari sepak terjang dan apa yang saya buat selama ini. Semua ada di sosial media tidak pernah tertutup apa yang saya lakukan. Tidak ada program pemerintah yang saya endorse di situ, mau di Twitter, di Facebook, atau Instagram," kata Yosi Mokalu saat dihubungi ANTARA, Minggu.

Baca juga: Yosi "Project Pop" buka suara soal tudingan jadi ketua "influencer"

Baca juga: Kominfo dukung Kelas Belajar Podcast Siberkreasi, target 5.000 peserta

Nama Yosi Mokalu sedang hangat diperbincangkan setelah adanya tudingan yang menyebut ia sebagai orang yang melatih influencer pendukung pemerintah.

"Saya kalau ada waktu nanti menjelaskan. Saya tidak ingin membesarkan-besarkan karena sepertinya ada yang menunggu saya marah. Dan kalau saya marah video saya itu bisa mengangkat isu yang enggak perlu," ujar Yosi Mokalu.

"Terus mau nanya dengan lingkungan terdekat saya, kalau ada yang bisa buktikan teman yang saya bayar as an influencer? Silakan kasih tahu orangnya yang mana, suruh dia bikin pernyataan pasti enggak akan ketemu karena itu memang isu yang dibesarkan aja," lanjut personel Project Pop tersebut.

Baca juga: Fathia Izzati soal jejak digital: itu reputasi kita

Baca juga: Kominfo sediakan pelatihan online selama PSBB

Yosi mengatakan dirinya sendiri menjadi Ketua Siberkreasi sejak akhir tahun lalu. Dia mengatakan proses pemilihan sebagai ketua dilakukan oleh para mitra yang bekerja sama dalam program Siberkreasi.

"Saya dipilih. Jadi Siberkreasi kan gerakan nasional. Semua anggota termasuk ketua itu dipilih melalui pemilihan para mitranya. Mitranya memang gede-gede. Ada lembaga kementerian, ada platform-platform digital, ada Google, Facebook segala macam," terang dia.

"Ya masa apakah mungkin di media sebesar itu yang melibatkan bermacam stakeholder ada penyimpangan uang sebesar itu tanpa diketahui mereka. Itu satu. Kedua anggota itu dipilih oleh mereka, jadi bukan saya yang membentuk Siberkreasi, tapi dipilih oleh mereka," ujar Yosi Mokalu menambahkan.

Baca juga: Siberkreasi-Parfi 56 dan Bawaslu serukan "imunisasi" wabah hoaks

Baca juga: Siberkreasi ajak anak muda produksi konten positif

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu


Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024