Tanjung Selor (ANTARA) - Vaksinasi COVID-19 di Kalimantan Utara masih mengalami gap antara dosis I, dosis II, dan dosis III. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan RI, vaksinasi dosis I sudah memenuhi 506.518 orang atau 92,82 persen dari sasaran 545.672 orang peserta vaksin. Namun dosis II, baru tercapai 73,44 persen atau 400.768 orang. Adapun dosis III atau booster, terpaut jauh masih di angka 5,59 persen atau 30.510 orang dari target sasaran vaksinasi 545.672 orang. Rendahnya realisasi booster di Kalimantan Utara ini menjadi perhatian Satuan Tugas (Satgas) COVID-19. Tidak hanya itu, gap dosis II juga menjadi titik tekan satgas.
"Kami sudah menyosialisasikan vaksinasi booster ini sejak dimulainya booster, juga dari fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten/kota. Dalam beberapa waktu terakhir ini kegiatan vaksinasi juga ditargetkan untuk mengejar gap vaksinasi dosis II yang masih cukup jauh tertinggal," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kalimantan Utara, Agust Suwandy Senin, 7 Maret 2022 kepada Antara.
Ia mengatakan, gap vaksinasi dosis II dan dosis III menimbulkan beban ganda petugas layanan vaksinasi. Gap terjadi karena animo masyarakat untuk mendapatkan booster juga dinilai masih rendah.
"Sebagian (masyarakat) masih ada keraguan dan menganggap booster tidak begitu penting," ujarnya.
Selain itu, peraturan yang berubah-ubah dari pusat membuat masyarakat bingung.
"Dan, banyak yang belum tahu bahwa booster dapat diberikan setelah 3 bulan, ada yang masih menganggap 6 bulan," sebutnya.
"Kami sudah menyosialisasikan vaksinasi booster ini sejak dimulainya booster, juga dari fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten/kota. Dalam beberapa waktu terakhir ini kegiatan vaksinasi juga ditargetkan untuk mengejar gap vaksinasi dosis II yang masih cukup jauh tertinggal," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kalimantan Utara, Agust Suwandy Senin, 7 Maret 2022 kepada Antara.
Ia mengatakan, gap vaksinasi dosis II dan dosis III menimbulkan beban ganda petugas layanan vaksinasi. Gap terjadi karena animo masyarakat untuk mendapatkan booster juga dinilai masih rendah.
"Sebagian (masyarakat) masih ada keraguan dan menganggap booster tidak begitu penting," ujarnya.
Selain itu, peraturan yang berubah-ubah dari pusat membuat masyarakat bingung.
"Dan, banyak yang belum tahu bahwa booster dapat diberikan setelah 3 bulan, ada yang masih menganggap 6 bulan," sebutnya.