Jakarta (ANTARA) - International Women's Peace Group (IWPG, Ketua Hyun Sook Yoon) berpartisipasi dalam “Peringatan Tahunan ke-9 Deklarasi Perdamaian Dunia oleh HWPG" yang diadakan secara online di Korea pada tanggal 25 Mei 2022 dan mengadakan konferensi internasional tentang "Pelembagaan Perdamaian: Realisasi Kehendak Bersama untuk Perdamaian".
Dalam rilis, dia meminta solidaritas dan dukungan dari masyarakat.
Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) memproklamirkan “Deklarasi Perdamaian Dunia” pada tanggal 25 Mei 2013.
Deklarasi ini merupakan dasar dari “Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (Declaration of Peace and Cessation of War/ DPCW)” yang dideklarasikan pada 14 Maret 2016.
Dalam pidato peringatannya, Ketua Yoon mengatakan, “Umat manusia telah merindukan musim semi kebebasan dan perdamaian, tetapi perang saudara dan konflik terus berlanjut.
Invasi Rusia ke Ukraina ini telah mengungkap ketidakefektifan hukum internasional saat ini”.
"10 pasal dan 38 klausul DPCW yang dibuat bersama para ahli hukum internasional, merupakan jawaban yang inovatif dan jelas terhadap perdamaian yang secara hukum melembagakannya sehingga dapat menjaga perdamaian dunia yang berkelanjutan dan menjadi dasar dalam mencegah perang,” imbuh Ketua Yoon menegaskan.
Baca juga: IWPG sukses selenggarakan "International Branch Annual General Meeting" ke-5
“Pada acara UN CSW Maret lalu, sekitar 1.700 aktivis perempuan dari seluruh dunia, termasuk duta besar PBB, menteri perempuan dari masing-masing negara, perwakilan dan sekretaris jenderal komite perempuan, dan pengacara dari masing-masing negara berpartisipasi dan menyatakan niat mereka untuk bekerja sama dengan IWPG.”
Selain itu, Ketua Yoon mengatakan, “Untuk menyebarkan seruan agar DPCW ditetapkan sebagai hukum internasional, mulai tahun ini akan dibangun 'IWPG Peace Activity Monuments' di setiap wilayah, dan dalam rangka menyebarkan budaya perdamaian yang langgeng di masa depan, kita akan menciptakan dunia yang merayakan perdamaian, bukan perang, bersama dengan HWPG”.
Sementara itu, perempuan dari berbagai latar belakang di 36 negara berpartisipasi dalam upacara untuk mendukung Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (Declaration of Peace and Cessation of War/ DPCW).
Baca juga: Pejabat PBB-Rusia bahas kerawanan pangan global
Baca juga: Twitter beri label peringatan ke konten sesat tentang konflik Ukraina
Dalam rilis, dia meminta solidaritas dan dukungan dari masyarakat.
Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) memproklamirkan “Deklarasi Perdamaian Dunia” pada tanggal 25 Mei 2013.
Deklarasi ini merupakan dasar dari “Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (Declaration of Peace and Cessation of War/ DPCW)” yang dideklarasikan pada 14 Maret 2016.
Dalam pidato peringatannya, Ketua Yoon mengatakan, “Umat manusia telah merindukan musim semi kebebasan dan perdamaian, tetapi perang saudara dan konflik terus berlanjut.
Invasi Rusia ke Ukraina ini telah mengungkap ketidakefektifan hukum internasional saat ini”.
"10 pasal dan 38 klausul DPCW yang dibuat bersama para ahli hukum internasional, merupakan jawaban yang inovatif dan jelas terhadap perdamaian yang secara hukum melembagakannya sehingga dapat menjaga perdamaian dunia yang berkelanjutan dan menjadi dasar dalam mencegah perang,” imbuh Ketua Yoon menegaskan.
Baca juga: IWPG sukses selenggarakan "International Branch Annual General Meeting" ke-5
“Pada acara UN CSW Maret lalu, sekitar 1.700 aktivis perempuan dari seluruh dunia, termasuk duta besar PBB, menteri perempuan dari masing-masing negara, perwakilan dan sekretaris jenderal komite perempuan, dan pengacara dari masing-masing negara berpartisipasi dan menyatakan niat mereka untuk bekerja sama dengan IWPG.”
Selain itu, Ketua Yoon mengatakan, “Untuk menyebarkan seruan agar DPCW ditetapkan sebagai hukum internasional, mulai tahun ini akan dibangun 'IWPG Peace Activity Monuments' di setiap wilayah, dan dalam rangka menyebarkan budaya perdamaian yang langgeng di masa depan, kita akan menciptakan dunia yang merayakan perdamaian, bukan perang, bersama dengan HWPG”.
Sementara itu, perempuan dari berbagai latar belakang di 36 negara berpartisipasi dalam upacara untuk mendukung Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (Declaration of Peace and Cessation of War/ DPCW).
Baca juga: Pejabat PBB-Rusia bahas kerawanan pangan global
Baca juga: Twitter beri label peringatan ke konten sesat tentang konflik Ukraina