Tanjung Selor (ANTARA) -
Pemkab Malinau berupaya mengatasi jalan putus total hampir sepekan akibat longsor menuju desa pedalaman Kalimantan Utara di Kecamatan Sungai Tubu, Kabupaten Malinau Kaltara.
"Pemkab Malinau telah mengerahkan alat berat untuk membantu mengatasi jalan putus itu,"
kata Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI (Komunitas Konservasi Indonesia) Warsi di Malinau, Senin.
KKI Warsi adalah sebuah lembaga non profit yang melakukan kegiatan pendampingan masyarakat di wilayah Sungai Tubu Malinau.
Bersama pihak desa dan kecamatan berkoordinasi dengan Pemkab Malinau meminta bantuan alat berat untuk mengevakuasi material maupun memperbaiki ruas yang longsor.
"Saat ini, Pemkab Malinau sudah mengerahkan alat berat dan dibantu warga sekitar sedang melakukan upaya mengatasi jalan putus ini, semoga hari ini sudah bisa dilalui," katanya.
Setelah koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Malinau dan informasi jalan longsor banyak beredar, akhirnya alat berat Dinas PU datang melakukan penanganan longsor dibantu masyarakat sekitar.
Warga sangat mengharapkan agar akses
jalan segera pulih karena semua kebutuhan ekonomi sangat tergantung transportasi darat itu.
Sebelumnya, titik longsor mengisolasi warga Kecamatan Sungai Tubu dan desa di sekelilingnya. Sehingga ketersediaan kebutuhan pokok dan bahan bakar sejumlah wilayah seperti Desa Long Pada, Desa Long Nyau, Desa Rian Tubu, Desa Long Titi, dan Desa Long Ranau tidak tercukupi.
Begitu juga dengan kebutuhan pokok seperti gula, minyak, kopi, sabun, dan lainnya yang biasa dipasok dari Malinau Kota, ibu kota Kabupaten Malinau.
"Warga desa juga memerlukan BBM yang cukup untuk menjalankan mesin penggiling padi, yang mana saat ini sudah memasuki masa panen," kata dia.
Camat Tubu Yosep mengatakan bahwa longsor akibat curah dan intensitas hujan yang tinggi bahkan pada Rabu (8/2/2023) sudah terdapat tujuh titik longsor baru.
“Intensitas hujan yang masih tinggi menimbulkan titik longsor di sepanjang jalur menuju Kecamatan Sungai Tubu,” kata Camat Tubu Yosep.
Camat sudah melaporkan kejadian itu, dan Pemkab Malinau telah menurunkan alat berat sehingga bersama warga kini terus berupaya mengatasi jalan putus itu.
"Pemkab Malinau telah mengerahkan alat berat untuk membantu mengatasi jalan putus itu,"
kata Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI (Komunitas Konservasi Indonesia) Warsi di Malinau, Senin.
KKI Warsi adalah sebuah lembaga non profit yang melakukan kegiatan pendampingan masyarakat di wilayah Sungai Tubu Malinau.
Bersama pihak desa dan kecamatan berkoordinasi dengan Pemkab Malinau meminta bantuan alat berat untuk mengevakuasi material maupun memperbaiki ruas yang longsor.
"Saat ini, Pemkab Malinau sudah mengerahkan alat berat dan dibantu warga sekitar sedang melakukan upaya mengatasi jalan putus ini, semoga hari ini sudah bisa dilalui," katanya.
Setelah koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Malinau dan informasi jalan longsor banyak beredar, akhirnya alat berat Dinas PU datang melakukan penanganan longsor dibantu masyarakat sekitar.
Warga sangat mengharapkan agar akses
jalan segera pulih karena semua kebutuhan ekonomi sangat tergantung transportasi darat itu.
Sebelumnya, titik longsor mengisolasi warga Kecamatan Sungai Tubu dan desa di sekelilingnya. Sehingga ketersediaan kebutuhan pokok dan bahan bakar sejumlah wilayah seperti Desa Long Pada, Desa Long Nyau, Desa Rian Tubu, Desa Long Titi, dan Desa Long Ranau tidak tercukupi.
Begitu juga dengan kebutuhan pokok seperti gula, minyak, kopi, sabun, dan lainnya yang biasa dipasok dari Malinau Kota, ibu kota Kabupaten Malinau.
"Warga desa juga memerlukan BBM yang cukup untuk menjalankan mesin penggiling padi, yang mana saat ini sudah memasuki masa panen," kata dia.
Camat Tubu Yosep mengatakan bahwa longsor akibat curah dan intensitas hujan yang tinggi bahkan pada Rabu (8/2/2023) sudah terdapat tujuh titik longsor baru.
“Intensitas hujan yang masih tinggi menimbulkan titik longsor di sepanjang jalur menuju Kecamatan Sungai Tubu,” kata Camat Tubu Yosep.
Camat sudah melaporkan kejadian itu, dan Pemkab Malinau telah menurunkan alat berat sehingga bersama warga kini terus berupaya mengatasi jalan putus itu.