Tarakan (ANTARA) - Sebanyak enam unit motor dan satu unit mobil patroli sudah terparkir di halaman Mapolda Kalimantan Utara di Tanjung Selor, Bulungan, Senin (15/5) dengan delapan personel dari Direktorat Samapta.   

Mereka bersiap – siap untuk melakukan patroli jarak jauh untuk memantau situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, hingga ke perbatasan Kaltara dengan Malaysia bagian timur.

Dari Tanjung Selor melalui jalur Malinau, Mansalong, Sebuku, Simanggaris, Sei Ular dan Nunukan sampai hari Sabtu (20/5) kembali ke Mapolda Kaltara. Jarak tempuh untuk patroli dari Tanjung Selor sampai Sei Ular sekitar 400 Kilometer.

Dari delapan personel Direktorat Samapta hanya satu Polisi Wanita (Polwan) yakni Bripda Putri Anggraini (22) yang mengikuti patroli jarak jauh tersebut.  

Putri mengungkapkan bahwa dia sering melakukan patroli jarak jauh di wilayah Polda Kaltara, Namun kali ini jaraknya lebih jauh lagi jarak tempuhnya.  “Dari Tanjung Selor ke Malinau dan menginap satu malam di Malinau.  Setiap kali patroli waktunya delapan jam,” katanya.

Kemudian dari Malinau menuju Sei Ular, mereka berhenti di tiap desa untuk melakukan patroli dialogis bertemu masyarakat.  Untuk menanyakan keadaan serta situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).  

Dengan menerima masukan dari warga jika ada kejadian yang menonjol, agar segera dapat bantuan dari personel Polda Kaltara.

Putri merupakan anak asli Kaltara yang lahir di Kabupaten Malinau masuk sebagai personel Polda Kaltara pada tahun 2020 dari jalur prestasi atau jalur rekpro talent scouting, dimana dia merupakan atlet dari cabang olahraga pencak silat.  Sudah mengikuti Olimpiade Olahraga Pelajar Nasional (O2SN) serta OSN atau Olimpiade Sains Nasional pada tahun 2016, 2017 dan 2019.

Dalam pelaksanaan patroli ini, Putri bertindak sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) di lapangan serta dilengkapi dengan body system untuk melindunginya dan menggunakan senjata laras panjang. 

Tantangannya dalam melakukan patroli jarak jauh di tapal batas tersebut, jika tidak mengetahui situasi dan kondisi wilayah, maka melakukan koordinasi dengan personel Polri setempat.

Patroli jarak jauh ini, rutin dilaksanakan untuk memonitor wilayah hukum Polda Kaltara dan mengantisipasi adanya tindak pidana kejahatan atau tindak kriminalitas. 

Rutenya dari Tanjung Selor hingga Sei Ular Kabupaten Nunukan. Sepanjang rute dilalui personel Direktorat Samapta beristirahat dan bertemu warga setempat melakukan dialog.

Selalu Melibatkan Polwan 

Setiap kegiatan di Polda Kaltara dan jajarannya selalu melibatkan Polwan dalam kegiatan, terutama untuk melakukan pendekatan persuasif dengan masyarakat.  

Direktur Samapta Polda Kaltara Kombes Pol Joko Heri Purwono mengatakan di Direktorat Samapta selalu melibatkan personel Polwan untuk melaksanakan tugas dengan Polki, terutama Polwan yang memiliki kompetensi dan kemampuan.

“Saat melakukan patroli jarak jauh salah satunya adalah Putri yang memiliki kemampuan menggunakan sepeda motor yang menempuh perjalanan jauh.  Putri adalah atlet pencak silat yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk patroli jarak jauh,” kata Joko.

Apalagi patroli jarak jauh ke perbatasan kali ini menempuh jarak 800 Kilometer pulang pergi.  Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan dan stamina fisik yang kuat. Infrastruktur di Kaltara selain akses jalannya yang kurang bagus dan masih kurang penerangan jalan karena melewati jalur hutan.  Selain itu, susah mendapatkan sinyal untuk melakukan komunikasi.

Kegiatan ini juga merupakan upaya preventif, untuk menekan tindak pidana kejahatan, serta melakukan upaya preemtif atau mengimbau kepada masyarakat, untuk lebih berhati-hati dan waspada serta peduli pada situasi lingkungan yang berkembang.

Kendala utama jarak tempuh yang cukup jauh, sehingga butuh dukungan anggaran yang besar.
Sedangkan kondisi personel dan kendaraan patroli cukup memadai untuk tugas patroli jarak jauh ke perbatasan.

Selain Putri, salah satu personel Polwan yang bertugas perbatasan, tepatnya di Polsek Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan yaitu Briptu Ryka Maulana (28).  Dia bertugas di wilayah yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia sudah delapan tahun masa dinas.

Ryka mengatakan bertugas di Polsek Sebatik Timur sama saja dengan tugas kepolisian di seluruh Indonesia pada umumnya  yaitu sebagai alat negara untuk menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman di masyarakat.

Dia merupakan anak daerah yang kelahiran Pulau Sebatik, setelah lulus pendidikan Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) di Jakarta.  Saat itu mendaftar di Mapolda Kalimantan Timur (Kaltim) di Balikpapan, karena Polda Kaltara belum terbentuk.

Perempuan yang memiliki satu anak ini, sehari – hari bertugas di bagian Sekretariat Umum Polsek Sebatik Timur dan hanya satu – satunya Polwan dari 30 personel yang bertugas di Polsek itu.  Namun jika ada kasus kejahatan terkait perempuan dan anak akan mendampingi.

Ryka biasanya bertugas untuk bagian pemeriksaan perempuan untuk kasus narkoba, dimana kebanyakan kurir narkoba jenis sabu adalah perempuan.  Tersangka perempuan banyak dimanfaatkan untuk membawa “Garam Filipin” atau sabu tersebut dengan “iming – iming” upah dalam jumlah tertentu.

“Untuk menggeledah perempuan yang diduga membawa narkoba, selama saya bertugas ada tiga kasus saya memeriksa perempuan,” kata Ryka.  Para kurir membawa sabu yang kebanyakan berasal dari China melalui Tawau, Malaysia untuk masuk ke Indonesia.  

Jalur perbatasan Kaltara – Malaysia merupakan jalur rawan masuknya barang – barang ilegal, karena masih banyak “jalur tikus” atau pelabuhan milik warga sendiri di daerah Sebatik. 

Selain itu, Ryka juga bertugas memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama di sekolah – sekolah saat tahun ajaran baru untuk materi program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), ketertiban berlalu lintas dan pencegahan kenakalan remaja.

Sementara itu, Kapolres Nunukan AKBP Taufik Nurmandia mengatakan saat ini jumlah personel Polres yang lokasinya di “Ujung Negeri” ini, untuk Polki sebanyak 547 personel dan Polwan sebanyak 35 personel.  Tindak pidana yang paling rawan di wilayahnya yaitu penyelundupan narkoba dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau penempatan pekerja migran tanpa prosedur.

Adapun tantangan utama untuk pengamanan di perbatasan Indonesia – Malaysia, dia ungkapkan adanya beberapa kecamatan di Nunukan yang jauh dan tidak dapat dilalui menggunakan jalur transportasi darat atau laut.  Seperti di daerah Krayan yang hanya dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat jenis caravan dengan kapasitas penumpang 12 orang.

Selain itu, sebagian daerah di perbatasan masih sulit jaringan telepon maupun internet serta keterbatasan layanan kesehatan.

Kuota Untuk Anak Perbatasan

Putri dan Ryka merupakan warga yang tinggal di perbatasan Indonesia – Malaysia yang masuk sebagai personel Polri untuk menjaga negara dan memberikan rasa aman kepada masyarakat di perbatasan.

Terkait untuk rekrutmen personel Polri terutama untuk anak – anak di perbatasan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kaltara Kombes Pol Budi Rachmat mengatakan adanya kuota khusus talent scouting untuk putra – putri di perbatasan Indonesia – Malaysia seperti di wilayah Krayan, Pujungan  dan Pulau Sebatik.  

Jika mereka masuk sebagai anggota Polri maka akan ditugaskan kembali di kampung halamannya sendiri. Untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di perbatasan serta menjalankan tugas di Polri.  

Saat ini , jumlah personel di Polda Kaltara ada 35 persen dari Daftar Susunan Personel (DSP) untuk Polwan.  Antusias anak – anak di perbatasan yang ingin mengabdikan pada negara untuk masuk sebagai anggota Polri.

Namun karena ada keterbatasan dari sisi akademik, maka mereka melalui jalur khusus talent scouting. Polda Kaltara hanya mengolah dan menyeleksi, sedangkan kebijakan semua ada di Mabes Polri.
Baca juga: Patuh berlalu lintas, Ditlantas Polda Kaltara beri hadiah
Baca juga: Ditbinmas Polda Kaltara mengajak warga revitalisasi Satkamling guna menjaga Kamtibmas
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2024