Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang memantau kemajuan  pembangunan ruas jalan Malinau ke perbatasan di Kecamatan Krayan  dan menargetkan jalan sudah terhubung serta berfungsi normal pada 2024. 

“Supaya suplai sembako dan BBM (bahan bakar minyak) ke Krayan bisa melalui jalur darat ke daerah yang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia itu, ” kata Zainal A Paliwang di Malinau, Selasa. 

Gubernur Kalimantan Utara beserta staf pegawai Pemprov Kalimantan Utara melakukan ekspedisi perjalanan darat dari Kabupaten Malinau menuju Kecamatan Krayan di Kabupaten Nunukan, bertajuk “Menembus Belantara Menembus Batas” sejak kemarin (Senin, 14 Agustus 2023). 

Ekspedisi itu akan menempuh jarak 182 kilometer dengan kondisi jalan yang masih proses konstruksi yang pengerjaan dilakukan oleh kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Kondisi ruas jalan yang tengah proses konstruksi itu cukup ekstrim sebab melewati hutan belantara serta perbukitan yang curam. 

Sejauh ini, Kecamatan Krayan dan sekitarnya hanya bisa diakses melalui pesawat udara berukuran kecil dengan sistem penerbangan perintis.

Guna bisa keluar masuk Krayan, masyarakat harus antre tiket penerbangan kurang lebih dua minggu. Krayan merupakan salah satu daerah di Kalimantan Utara yang sangat berdekatan dengan negara tetangga, Malaysia. 

Gubernur Zainal menjelaskan, tidak perlu menunggu ruas jalan ini teraspal untuk bisa difungsikan. Yang terpenting ruas jalan dapat dengan aman dilalui semua jenis kendaraan, utamanya truk pengangkut sembako dan BBM. 

"Walaupun ada jembatan yang belum permanen, bisa dibuat pakai kayu, yang penting tembus ke Krayan," ujarnya. 

Dikatakan Gubernur Kalimantan Utara, ruas jalan dari Malinau sampai ke kilometer 43 sudah cukup baik karena sudah dapat dilalui kendaraan roda empat, meski belum diaspal. 

Kepala Satuan Kerja Jalan Perbatasan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Utara, Budiman mengupayakan agar jalan ke Krayan dapat fungsional tahun depan. 

"Insya Allah akhir tahun 2024," kata Budiman.

Dia memaparkan, kendala jalur ke Krayan terletak di daerah Semamu. Belum ada jembatan yang dapat dilalui mobil. Sehingga dari Malinau mobil sementara hanya bisa sampai ke Semamu. Akhir tahun ini diharapkan bisa dibangun jembatan. 

Titik kendala selanjutnya adalah Binuang, Kabupaten Nunukan. Di Binuang, mobil juga belum bisa melintas karena jalan yang berair. 

"Kalau airnya pasang, mobil tidak bisa lewat, sehingga ke Krayan sementara ini hanya bisa dilalui dengan motor," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian PUPR menyatakan pembangunan ruas jalan Malinau-Krayan dan  Krayan-Malinau didukung anggaran APBN sebesar Rp800 miliar. 

"Dengan sejumlah paket nilainya sekitar Rp800 miliar melalui Satker, memang target Kementerian PUPR  Krayan-Malinau harus tembus," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Serfianus.  

Serfianus menegaskan akses jalan yang menghubungkan antar kabupaten ini diharapkan segera fungsional. Sebab, akses jalan tersebut merupakan kebutuhan yang harus segera dituntaskan.

Dengan begitu, ketergantungan masyarakat Krayan yang selama ini bergantung dengan sembako asal Malaysia dapat ditangani. Dengan begitu masyarakat Krayan juga dapat merasakan hadirnya negara setelah puluhan tahun tidak ada akses penghubung antar kabupaten. 

Selama ini untuk sampai ke wilayah Krayan yang memiliki lima kecamatan dan berada di wilayah yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia itu menggunakan jalur udara. 

"Ketika pintu masuk Malaysia ditutup jujur saja memberikan dampak nyata di masyarakat karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat barang itu hanya disuplai Pemerintah, yang tentu membutuhkan biaya tinggi sebab harus menggunakan pesawat ke Krayan," ujarnya.

Pewarta : Muh. Arfan
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024