Tarakan (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Promanto Joewono meresmikan Tugu Rupiah Berdaulat yang terletak yang terletak di patok dua batas negara Indonesia - Malaysia, Sebatik, Nunukan.
"Rupiah sebagai alat pembayaran, memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran pergerakan ekonomi," kata Doni di Sebatik, Nunukan, Minggu.
Dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terhadap uang Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.
"Kegiatan ini juga mendukung momentum pemulihan ekonomi melalui ketersediaan yang cukup," paparnya
Bank Indonesia memandang bahwa kebutuhan atas uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI wajib dipenuhi tanpa terkecuali.
Bentuk tugu Rupiah Berdaulat berupa Gajah Mini (Borneo Pygmy Elephant), diharapkan dapat memperkenalkan hewan endemik Kalimantan bagian Utara.
Sebagai spesies satwa gajah terkecil di dunia kepada masyarakat luas. Selain itu, tugu Rupiah Berdaulat juga dilengkapi dengan ornamen permadani berhias motif Lulantibu.
Batik Lulantatibu, yakni nama corak batik yang berasal dari penggabungan suku dayak di Kabupaten Nunukan masing-masing Dayak Lundayeh, Dayak Tagalan, Dayak Tahol, Tidung dan Bulungan.
Batik Lulantatibu merupakan implementasi Bhineka Tunggal Ika di perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Melalui pembangunan tugu dimaksud, diharapkan dapat meningkatkan kebanggaan masyarakat sekitar serta kesadaran atas pentingnya menjaga kedaulatan NKRI.
Kemudian meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa Rupiah merupakan cerminan jendela Indonesia dan alat pemersatu bangsa.
Dan Rupiah merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan di seluruh wilayah NKRI.
“Pada kesempatan yang baik ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Daerah yang telah memberikan perizinan penempatan Tugu Rupiah Berdaulat," kata Doni.
Untuk perbankan yakni BPD Kaltimtara, BRI, BNI dan Mandiri sebagai mitra Bank Indonesia yang memiliki peran sentral dalam konteks Provinsi Kaltara dan Pulau Sebatik.
"Melalui layanan penukaran uang guna memastikan ketersediaan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat,” katanya.
Layanan penukaran uang memberikan manfaat bagi masyarakat maupun perbankan.
Selain menjamin ketersediaan uang layak edar pada dua sisi, kehadiran perbankan juga tentunya mendorong peningkatan perekonomian daerah.
“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Daerah dan pihak-pihak terkait lainnya yang telah dan terus mendukung Bank Indonesia dalam pelaksanaan pendistribusian uang yang berkualitas khususnya ke seluruh wilayah 3T (terdepan, terluar dan terpencil) di NKRI dalam rangka menegakkan dan menjaga kedaulatan bangsa dan negara tercinta," katanya.
Semoga kegiatan Kas Keliling Kepulauan 3T melalui Program Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 yang hari ini dilaksanakan di wilayah Pulau Sebatik dapat berjalan lancar dan diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
"Rupiah sebagai alat pembayaran, memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran pergerakan ekonomi," kata Doni di Sebatik, Nunukan, Minggu.
Dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terhadap uang Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.
"Kegiatan ini juga mendukung momentum pemulihan ekonomi melalui ketersediaan yang cukup," paparnya
Bank Indonesia memandang bahwa kebutuhan atas uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI wajib dipenuhi tanpa terkecuali.
Bentuk tugu Rupiah Berdaulat berupa Gajah Mini (Borneo Pygmy Elephant), diharapkan dapat memperkenalkan hewan endemik Kalimantan bagian Utara.
Sebagai spesies satwa gajah terkecil di dunia kepada masyarakat luas. Selain itu, tugu Rupiah Berdaulat juga dilengkapi dengan ornamen permadani berhias motif Lulantibu.
Batik Lulantatibu, yakni nama corak batik yang berasal dari penggabungan suku dayak di Kabupaten Nunukan masing-masing Dayak Lundayeh, Dayak Tagalan, Dayak Tahol, Tidung dan Bulungan.
Batik Lulantatibu merupakan implementasi Bhineka Tunggal Ika di perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Melalui pembangunan tugu dimaksud, diharapkan dapat meningkatkan kebanggaan masyarakat sekitar serta kesadaran atas pentingnya menjaga kedaulatan NKRI.
Kemudian meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa Rupiah merupakan cerminan jendela Indonesia dan alat pemersatu bangsa.
Dan Rupiah merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan di seluruh wilayah NKRI.
“Pada kesempatan yang baik ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Daerah yang telah memberikan perizinan penempatan Tugu Rupiah Berdaulat," kata Doni.
Untuk perbankan yakni BPD Kaltimtara, BRI, BNI dan Mandiri sebagai mitra Bank Indonesia yang memiliki peran sentral dalam konteks Provinsi Kaltara dan Pulau Sebatik.
"Melalui layanan penukaran uang guna memastikan ketersediaan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat,” katanya.
Layanan penukaran uang memberikan manfaat bagi masyarakat maupun perbankan.
Selain menjamin ketersediaan uang layak edar pada dua sisi, kehadiran perbankan juga tentunya mendorong peningkatan perekonomian daerah.
“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Daerah dan pihak-pihak terkait lainnya yang telah dan terus mendukung Bank Indonesia dalam pelaksanaan pendistribusian uang yang berkualitas khususnya ke seluruh wilayah 3T (terdepan, terluar dan terpencil) di NKRI dalam rangka menegakkan dan menjaga kedaulatan bangsa dan negara tercinta," katanya.
Semoga kegiatan Kas Keliling Kepulauan 3T melalui Program Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 yang hari ini dilaksanakan di wilayah Pulau Sebatik dapat berjalan lancar dan diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.