Makassar (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menyatakan sebanyak 12 ribu warga menjadi korban bencana banjir yang melanda Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan yang terjadi pada Jumat,(3/5).
Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, dalam keterangan persnya diterima di Makassar, Sabtu, mengatakan turun langsung menghibur sekaligus menyerahkan bantuan beras dan air minum kepada warga yang membutuhkan.
Baca juga: Pemprov Sulsel kirim bantuan gunakan helikopter ke Latimojong
Selain itu, dia juga mengambil kebijakan strategis, berkoordinasi dengan Kapolda untuk memindahkan satu unit water treatment dan dapur umum dari Kota Belopa (Luwu) ke Siwa (Wajo), sebagai respons cepat terhadap kebutuhan mendesak bagi banyak warga yang terdampak banjir.
Ia menjelaskan, warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sehingga kemudian dilakukan upaya dengan menghadirkan water treatment.
"Memang masyarakat di sini kesulitan air bersih. Saya berterima kasih pada Kapolda karena dalam waktu sesingkat-singkatnya ini, ada alat yang dimiliki Kapolda," ujarnya saat dirinya bersama Kapolda Sulsel dan Pj Bupati Wajo, mengunjungi wilayah tersebut pada Sabtu sore.
Siti Rahmawaty, seorang warga yang terdampak, langsung menemui Bahtiar Baharuddin untuk berbagi kisahnya.
"Om saya pergi melihat sawah, kemungkinan tiba-tiba air datang dan membawanya pergi. Tim SAR masih mencari, dan yang kami temukan hanya topinya," ujar Siti dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: PMI Sulsel kerahkan relawan dan kirim bantuan untuk korban bencana
Bahtiar kemudian memberikan dukungan kepada Siti dan berharap agar keluarganya dapat segera ditemukan. Tim berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan warga yang hilang.
Kebutuhan mendesak akan air bersih dan beras menjadi permintaan Siti Rahmawaty.
"Air bersih sangat kami butuhkan, bahkan air mineral dalam gelas pun sulit didapatkan. Beras juga penting, meskipun kami masih bisa memakan pepaya. Yang terpenting adalah makanan untuk anak-anak," imbuhnya, mengungkapkan kebutuhan dasar yang menjadi prioritas dan perlu diperhatikan.
Di tengah kesulitan, Posko Terpadu Bencana Banjir didirikan memberikan pertolongan kepada mereka yang terluka. Seperti seorang ibu yang digendong polisi karena luka di kakinya.
Posko ini juga berfungsi sebagai puskesmas darurat, karena bangunan Puskesmas terendam. Hari ini tim terpadu telah melayani 35 korban banjir, dengan berbagai keluhan seperti nyeri dan gatal-gatal akibat lumpur.
"Kami telah memindahkan layanan dasar puskesmas ke sini karena puskesmas masih terendam dan siap merujuk pasien ke rumah sakit jika diperlukan," jelas Kepala Puskesmas Pitumpanua Dr Susanny Said.
Baca juga: BMKG IV Makassar imbau masyarakat waspadai bencana hidrometeorologi
Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, dalam keterangan persnya diterima di Makassar, Sabtu, mengatakan turun langsung menghibur sekaligus menyerahkan bantuan beras dan air minum kepada warga yang membutuhkan.
Baca juga: Pemprov Sulsel kirim bantuan gunakan helikopter ke Latimojong
Selain itu, dia juga mengambil kebijakan strategis, berkoordinasi dengan Kapolda untuk memindahkan satu unit water treatment dan dapur umum dari Kota Belopa (Luwu) ke Siwa (Wajo), sebagai respons cepat terhadap kebutuhan mendesak bagi banyak warga yang terdampak banjir.
Ia menjelaskan, warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sehingga kemudian dilakukan upaya dengan menghadirkan water treatment.
"Memang masyarakat di sini kesulitan air bersih. Saya berterima kasih pada Kapolda karena dalam waktu sesingkat-singkatnya ini, ada alat yang dimiliki Kapolda," ujarnya saat dirinya bersama Kapolda Sulsel dan Pj Bupati Wajo, mengunjungi wilayah tersebut pada Sabtu sore.
Siti Rahmawaty, seorang warga yang terdampak, langsung menemui Bahtiar Baharuddin untuk berbagi kisahnya.
"Om saya pergi melihat sawah, kemungkinan tiba-tiba air datang dan membawanya pergi. Tim SAR masih mencari, dan yang kami temukan hanya topinya," ujar Siti dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: PMI Sulsel kerahkan relawan dan kirim bantuan untuk korban bencana
Bahtiar kemudian memberikan dukungan kepada Siti dan berharap agar keluarganya dapat segera ditemukan. Tim berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan warga yang hilang.
Kebutuhan mendesak akan air bersih dan beras menjadi permintaan Siti Rahmawaty.
"Air bersih sangat kami butuhkan, bahkan air mineral dalam gelas pun sulit didapatkan. Beras juga penting, meskipun kami masih bisa memakan pepaya. Yang terpenting adalah makanan untuk anak-anak," imbuhnya, mengungkapkan kebutuhan dasar yang menjadi prioritas dan perlu diperhatikan.
Di tengah kesulitan, Posko Terpadu Bencana Banjir didirikan memberikan pertolongan kepada mereka yang terluka. Seperti seorang ibu yang digendong polisi karena luka di kakinya.
Posko ini juga berfungsi sebagai puskesmas darurat, karena bangunan Puskesmas terendam. Hari ini tim terpadu telah melayani 35 korban banjir, dengan berbagai keluhan seperti nyeri dan gatal-gatal akibat lumpur.
"Kami telah memindahkan layanan dasar puskesmas ke sini karena puskesmas masih terendam dan siap merujuk pasien ke rumah sakit jika diperlukan," jelas Kepala Puskesmas Pitumpanua Dr Susanny Said.
Baca juga: BMKG IV Makassar imbau masyarakat waspadai bencana hidrometeorologi