Tanjung Selor (ANTARA) - Bupati Bulungan, Syarwani meminta investor proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade memprioritaskan tenaga kerja lokal dari Kabupaten Bulungan.
“Bulungan memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap untuk bekerja di proyek PLTA Kayan Cascade,” kata Syarwani di Tanjung Selor, Sabtu.
Bupati Bulungan turut menghadiri syukuran atas kemajuan pembangunan proyek PLTA Kayan Cascade di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, pekan ini.
Ia optimistis, keberadaan investasi di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kaltara ini mampu meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja di wilayah tersebut. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) ditargetkan rampung keseluruhan pada 2035.
Bupati mengatakan, PLTA Kayan Cascade akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara dan akan memprioritaskan suplai kebutuhan sumber energi listrik untuk Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Dan, salah satu yang kita harapkan keterlibatan masyarakat di Peso dan Bulungan umumnya untuk terlibat langsung dalam berbagai aktivitas pekerjaan di proyek ini, sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya," ujar Syarwani.
Berdasarkan pemaparan dari pihak investor, pembangunan PLTA Kayan Cascade telah dilakukan sejak 2011 dengan total nilai investasi mencapai US$ 17,8 miliar atau setara Rp 275,9 triliun.
Diperkirakan, 10.000 lapangan pekerjaan tercipta selama masa konstruksi dan 3.000 orang akan terserap saat PLTA beroperasi. Peluang usaha baru pun akan bermunculan, menggerakkan roda ekonomi lokal.
PLTA Kayan dibangun dalam lima tahap, dengan tahap pertama berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Dalam syukuran tersebut, pihak investor menyebut, PLTA Kayan Cascade bukan hanya prestasi nasional karena kapasitasnya yang ditargetkan terbesar di Asia Tenggara. Juga memiliki dampak positif dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara global, sehingga merupakan bentuk kontribusi Indonesia untuk dunia.
Baca juga: Hadiri World Hydropower Congress 2023, Gubernur dukung penuh PLTA Mentarang
Baca juga: Kapolda Kaltara papar situasi kondusif KIPI dan PLTA Peso kepada Dewan Ketahanan Nasional
“Bulungan memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap untuk bekerja di proyek PLTA Kayan Cascade,” kata Syarwani di Tanjung Selor, Sabtu.
Bupati Bulungan turut menghadiri syukuran atas kemajuan pembangunan proyek PLTA Kayan Cascade di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, pekan ini.
Ia optimistis, keberadaan investasi di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kaltara ini mampu meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja di wilayah tersebut. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) ditargetkan rampung keseluruhan pada 2035.
Bupati mengatakan, PLTA Kayan Cascade akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara dan akan memprioritaskan suplai kebutuhan sumber energi listrik untuk Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Dan, salah satu yang kita harapkan keterlibatan masyarakat di Peso dan Bulungan umumnya untuk terlibat langsung dalam berbagai aktivitas pekerjaan di proyek ini, sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya," ujar Syarwani.
Berdasarkan pemaparan dari pihak investor, pembangunan PLTA Kayan Cascade telah dilakukan sejak 2011 dengan total nilai investasi mencapai US$ 17,8 miliar atau setara Rp 275,9 triliun.
Diperkirakan, 10.000 lapangan pekerjaan tercipta selama masa konstruksi dan 3.000 orang akan terserap saat PLTA beroperasi. Peluang usaha baru pun akan bermunculan, menggerakkan roda ekonomi lokal.
PLTA Kayan dibangun dalam lima tahap, dengan tahap pertama berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Dalam syukuran tersebut, pihak investor menyebut, PLTA Kayan Cascade bukan hanya prestasi nasional karena kapasitasnya yang ditargetkan terbesar di Asia Tenggara. Juga memiliki dampak positif dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara global, sehingga merupakan bentuk kontribusi Indonesia untuk dunia.
Baca juga: Hadiri World Hydropower Congress 2023, Gubernur dukung penuh PLTA Mentarang
Baca juga: Kapolda Kaltara papar situasi kondusif KIPI dan PLTA Peso kepada Dewan Ketahanan Nasional