Tanjung Selor (Antara
News Kaltara) - Sebagai upaya
menindaklanjuti penyelesaian listrik di Kaltara, kemarin (22/8) Direktorat Bina
Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggelar Diskusi
Terbatas : Rencana Investasi Pembangunan PLTA Sungai Kayan di Kalimantan Utara.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie berharap
hasil diskusi tersebut dapat mendorong upaya percepatan pembangunan PLTA di
Kaltara. Gubernur terus berupaya agar rencana investasi pembangunan PLTA di
sungai Kayan juga segera terealisasi minimal pada tahun 2016.
“Paling tidak, pada tahun ini pembangunan PLTA
tahap I sudah dapat dimulai. Minimal sudah dikerjakan pembangunannya pada tahap
konstruksi,†ujar Irianto usai menghadiri diskusi yang digelar di Hotel Crown,
Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.
Kendati demikian, pembangunan tahap konstruksi
merupakan salah satu cara yang relatif baru. Apalagi pengangkutan bahan
material ke kawasan pembangunan PLTA memliki letak geografis yang cukup sulit.
Solusi yang ditawarkan oleh PT Kayan Hydro Power selaku investor, adalah dengan
mengeruk sungai kayan.
Gubernur menyebutkan Kaltara diuntungkan dengan
solusi tersebut. Dampaknya, adalah pengurangan banjir sekaligus banyak hal yang
berkaitan dengan lingkungan. Namun, gubernur mengimbau agar masyarakat Kaltara
untuk saling menyamakan persepsi menjalankan aturan bersama investor untuk
merealisasikannya.
“Jika tahap I sudah bisa diwujudkan tentu sudah
sangat luar biasa,†kata Irianto.
Gubernur optimistis, krisis listrik di Kaltara
dapat teratasi. Sebab, jika melihat Sarawak Energi, kata Gubernur, seluruh
potensi energinya telah termanfaatkan untuk menghindari terjadinya krisis
listrik. Untuk itu, Gubernur yakin yang dilakukan oleh sarawak energy, dapat
diterapkan di Kaltara
"Secara teknis, sarawak energi saat mengawali
pembangunan PLTA mengalami kesulitan," ujar Irianto.
Untuk diketahui, potensi sumber daya alam yang
dimiliki Kaltara, salah satunya sumber daya air yang begitu melimpah. Tidak
hanya itu, daerah yang mempunyai batas darat sepanjang 1038 km ini juga
memiliki potensi alam batubara dan cadangan gas yang cukup banyak.
“Kita memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup
besar, dan ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin agar krisis listrik yang
melanda Kaltara bisa segera teratasi,†ujar Irianto.
Pembangunan PLTA dilaksanakan lima tahap. Proyek akan dikerjakan PT
Kayan Hidro Energy (KHE) dan menggandeng investor lain seperti China Power
Investment (CPI). investasi ditaksir mencapai 20 miliar USD. Gubernur memperikirakan, pembangunan bendungan tahap I diperkirakan akan selesai selama 5-6
tahun ke depan.
Sedangkan bendungan tahap
II dan III akan dilakukan secara bersamaan, setelah tahap pertama selesai. Menyusul bendungan
tahan IV dan V yang dibangun bersamaan pula. Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan
PLTA tidak lebih dari 30 tahun.