Tanjung Selor (Antara News Kaltara)- Minimnya prasarana di wilayah perbatasan menjadi
perhatian serius Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat
berkunjung ke Kecamatan Krayan beberapa waktu lalu. Hal ini membuat Menteri
Rini menginstruksikan BUMN yang ikut hadir kala itu untuk membantu melalui
program Corporate Social Responsibility (CSR).
Panjang garis perbatasan antara Indonesia–Malaysia
di bisa dikatakan mencapai 1038 kilometer. Sepanjang itu pula potensi
terjadinya aksi penyelundupan maupun keluar masuknya aktivitas ilegal yang
kerap terjadi.
Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie
menilai keputusan yang diambil oleh Menteri BUMN merupakan langkah konkrit
untuk meningkatkan keamanan kawasan perbatasan. Sebab, wilayah perbatasan
dianggap rawan terjadi tindakan kriminal seperti penyelundupan narkoba.
“Langkah ini cukup membantu petugas yang
ada di perbatasan, untuk meningkatkan keamanan. Sehingga dengan adanya
fasilitas penunjang, dapat memudahkan kinerja aparat TNI dalam menjaga keamanan
negara,†ujar Irianto, Kamis (13/10).
Gubernur menyebutkan, jarak antara pos
satu dengan pos jaga lainnya begitu jauh. Sehingga untuk memudahkan akses
tersebut, TNI yang berjaga di pos perbatasan akan diberikan bantuan sepeda
motor trail sebanyak 5 unit.
“Bantuan ini nanti akan diberikan melalui
dana CSR BUMN dan merupakan instruksi langsung dari Menteri BUMN saat
berkunjung ke Krayan,†jelasnya.
Gubernur mengatakan, pengungkapan demi
pengungkapan aktivitas penyelundupan yang kerap dilakukan, baik dari jajaran
Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) 614/Raja Pandhita maupun
aparat kepolisian tak pernah sepi. Salah satunya aksi penyelundupan narkotika
golongan jenis sabu-sabu.
Selain itu, tingginya aksi penyelundupan
minuman keras (Miras) yang sudah sering dilakukan penangkapan oleh Satgas
Pamtas membuktikan jika daerah di garis perbatasan masih sangat rawan terjadi.
Untuk
itu, lanjut Gubernur, kinerja TNI yang berjaga di perbatasan perlu mendapatkan
apresiasi daripemerintah dengan
memberikan bantuan fasilitas penunjang. Selain itu, Gubernur mengatakan
Kementerian BUMN juga akan membicarakan mengenai program pengiriman bantuan
logistik makanan terhadap TNI.
“Makan para prajurit kita juga harus
diperhatikan, sebab tugas mereka berjaga di perbatasan terbilang cukup lama,â€
jelas Irianto. Untuk diketahui, prajurit TNI yang berjaga di perbatasan selama
9 bulan.
Selain itu, yang perlu diberikan bantuan
lainnya adalah penambahan armada pengangkut logistik. Sebab, saat ini, armada
pengangkut logistik itu hanya satu buah milik TNI AU. Gubernur berharap, secara
bertahap ini segera dilakukan, agar dapa memicu semangat prajurit yang berjaga
di wilayah perbatasan.
“Kami berharap, adanya
bantuan ini dapat memberikan semangat terhadap prajurit yang berjaga di
perbatasan,†jelasnya.