Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen, Banyak Investor Besar Lirik Kaltara= 1 Tahun Kepemimpinan Irianto--Udin, Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara (12 Februari 2016--12 Februari 2017)

id ,

Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen, Banyak Investor Besar Lirik Kaltara= 1 Tahun Kepemimpinan Irianto--Udin, Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara (12 Februari 2016--12 Februari 2017)

MAGNET INVESTOR - Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di daerah Tanah Kuning dan Mangkupadi, Tanjung Palas Timur yang akan dijadikan pusat industri di Kaltara. (dok humas)

PEREKONOMIAN di Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak berdiri menjadi provinsi sendiri empat tahun silam. Bahkan di tengah kondisi ekonomi global yang cenderung stagnan, bahkan menurun, pertumbuhan ekonomi di provinsi termuda ini masih menunjukkan tren positif.

Meski pengaruh dominan masih tertumpu pada dana pemerintahan. Di mana kondisi keuangan pemerintah menurun, yang ditandai dengan menurunnya dana transfer dari pusat ke daerah pada 2016 lalu, pertumbuhan ekonomi di Kaltara masih tetap stabil. Hal ini, karena Kaltara masih dapat diimbangi dengan sejumlah komoditi andalan lainnya, yakni dari sektor pertambangan dan perkebunan.

"Tahun lalu 2016 pertumbuhan ekonomi kita berada di angka 5 persen. Target kita pada 2017 ini bisa meningkat lagi, di atas 5 persen," ujar Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie. Pada sektor pertambangan, seperti batu bara dan sektor perkebunan, utamanya kelapa sawit mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Dibandingkan dengan dana pemerintahan, maka daya beli sektor batu bara dan sawit langsung bersentuhan dengan masyarakat atau memiliki multiefek yang cukup baik. Bahkan, perputaran uang atas hasil pengelolaan alam itu menjadi faktor penentu siklus ekonomi di Kaltara.

"Pertumbuhan ekonomi kita sudah semakin membaik. Dengan membaiknya beberapa komoditi ekspor kita, seperti batu bara, sawit dan juga migas dan itu sangat mempengaruhi ekonomi di Kaltara," katanya.

Dalam beberapa kali kesempatan Irianto menyampaikan, sumber daya alam yang melimpah di Kaltara, sudah sewajarnya berbanding lurus dengan tingkat perekonomian di provinsi ini.Utamanya untuk kesejahteraan masyarakat. Terlebih nilai investasi yang masuk menjadi"Bisa dilihat dari tahun lalu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) kita berada di urutan ke 10 secara nasional walaupun PMA (Penanaman Modal Asing) kita msih rendah. Dengan banyaknya potensi-potensi yang kita miliki, saya optimis investasi di Kaltara akan semakin tumbuh," jelas Irianto.

Dari berbagai upaya menumbuhkan ekonomi di Kaltara, Gubernur Dr H Irianto Lambrie dan Wakil Gubernur H Udin Hianggio tak henti-hentinya terus ‘bergerilya‘ mencari investor. Usaha ini pun membuahkan hasil. Sejumlah pemodal besar baik dari dalam maupun luar negeri menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Bumi Benuanta –sebutan Kaltara.

Selain PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), China Harbour—BUMN Tiongkok yang terlibat pembangunan sejumlah fasilitas maupun infrastruktur di Indonesia seperti Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) maupun Jakarta International Container Terminal, juga melirik Kaltara.

Ketertarikan China Harbour untuk berinvestasi di Kaltara, kata Irianto, karena adanya rencana pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanah Kuning dan Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. “Bisa jadi mereka (China Harbour) akan membangun pelabuhan atau kawasan industri di sana (Tanjung Palas Timur),” ujar Irianto.

Selain China Harbour, perwakilan Hyundai juga telah meninjau ke lokasi rencana pembangunan KIPI dan KEK. Untuk perusahaan asal Korea Selatan ini, kata Gubernur, rencananya akan membangun infrastruktur di KIPI dan KEK, termasuk ketertarikannya membangun jembatan penghubung Bulungan-Tarakan. “Tapi, tidak menutup kemungkinan juga Hyundai membangun kawasan industri,” tambahnya.

Irianto mengatakan, KIPI dan KEK nantinya dapat dikelola oleh para investor lalu disewakan kepada pihak lain. Sementara pemerintah daerah, lanjutnya, hanya menyiapkan lokasi yang sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan mendapat pajak dari investasi para pemodal.

Gubernur juga menyebut sejumlah BUMN lain telah melakukan penjajakan untuk berinvestasi di Kaltara. Misal, kata dia, untuk pembangunan kilang mini liquefied natural gas (LNG), pabrik pupuk dan amoniak. “Semuanya skala besar. Ada smelter, ada industri berbasis gas, dan industri chemical,” sebutnya.

Penilaian pertumbuhan ekonomi yang membaik juga disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim, Harry Aginta. Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltara tumbuh positif, khususnya pada triwulan dua 2016 hingga akhir tahun.

Tidak hanya sektor pertambangan yang baik menjadi pemicu perumbuhan ekonomi yang positif, Harry mengatakan, jika dilihat dari kacamata perbankan, Usaha Mikor Kecil Mengengah (UMKM) juga turut andil dalam hal ini. UMKM juga merupakan penyumbang terbesar dalam menopang pertumbuhan ekonomi yang ada di Katara.

Harga komoditas juga menjadi satu kesatuan pemicu mengantarkan suatu wilayah pada pertumbuhan ekonomi yang baik. Harry menilai dari perkembangan harga komoditas saat ini memberi andil sekitar 40 persen.

Tidak tertinggal sektor pertanian dan perikanan. Harry mengatakan, apa yang dilakukan oleh Pemprov Kaltara dalam mengelola dan mengekspor komoditas laut yakni kepiting dan udang, merupakan hal yang sangat luar biasa. Sehingga perlu dukungan dari masyarakat dan pihak swasta.