Targetkan Lahir 50 Industri Kreatif Baru--Diharapkan Bisa Hasilkan 150 Ragam Produk di Kaltara

id ,

Targetkan Lahir 50 Industri Kreatif Baru--Diharapkan Bisa Hasilkan 150 Ragam Produk di Kaltara

EKONOMI KREATIF : Kunjungan ketua Dekranasda Provinsi Kaltara, Hj Rita Ratina Irianto ke sentra industri kreatif di Kaltara, beberapa waktu lalu. (dok humas)

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari hasil Sensus Ekonomi (SE 2016), jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Utara, masih belum sebanding dengan tingkat pertumbuhan industri kreatif atau ekonomi kreatif.

Data pada 2015 lalu, sebut Irianto, jumlah usaha mikro mencapai 5.115 unit. Kemudian usaha kecil sebanyak 1.969 unit, dan usaha menengah sebanyak 195 unit. Sementara berdasarkan data yang ada tahun ini baru terdapat 39 industri kreatif dengan jumlah produk kurang lebih hampir mencapai seratusan. Industri kreatif ini pada umumnya adalah industri tas rotan, batik khas kabupaten/kota, serta beberapa olahan makanan dan minuman.

"Ini pekerjaan rumah yang sangat besar bagi kita. Jumlah industri kreatif masih sangat minim. Padahal sebetulnya melihat potensi yang ada, ekonomi atau industri kreatif ini bisa lebih dikembangkan," tutur Irianto.

Diakuinya, masih minimnya jumlah industri kreatif di Kalimantan Utara disebabkan beberapa faktor. Pertama, masyarakat yang memiliki ide untuk menciptakan produk tertentu minim akses ke perbankan. Kedua, masyarakat juga masih memiliki keraguan ke bank karena tuntutan agunan dan kelengkapan perizinan yang harus dipenuhi, termasuk kewajiban membayar bunga pinjaman.

"Padahal masyarakat ini baru mau memulai. Kami yakin banyak masyarakat di daerah kecamatan maupun desa yang memiliki ide untuk membuat tas dari rotan. Tetapi karena modal tidak ada, akhirnya tidak bisa memulai usaha," ujarnya.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digelontorkan pemerintah melalui fasilitas di perbankan tuturnya, juga bukan merupakan solusi jangka panjang. Sebab, plafon kredit terbatas hanya Rp 25 juta.

"Dengan modal segitu, kami rasa belum bisa. Apalagi jika yang mau menggerakkan industri itu bentuknya adalah kelompok. Tentunya modal segitu belum cukup," kata Irianto.

Irianto pun menginstruksikan agar Disperindakop Kaltara meningkatkan pemberdayaan para calon dan pelaku industri kreatif. Di antaranya beragam bentuk pelatihan dan pembinaan serta peningkatan kapasitas bagi calon pelaku industri kreatif maupun yang sudah menjalankannya. Pelatihan, pembinaan, dan peningkatan kapasitas yang dimaksudkan seperti pelatihan membatik, tenun, e-commerce atau penjualan secara daring/online, termasuk pelatihan pengolahan buah-buahan lokal.

Melalui pelatihan-pelatihan seperti itu, lanjut Irianto diharapkan tahun 2018 bisa muncul sebanyak 50 industri kreatif baru dengan 150 ragam produk yang dihasilkan. "Tahun ini lewat Disperindagkop Kaltara mendapatkan dana dekonsentrasi khusus untuk pelatihan maupun pembinaan perindustrian sebesar Rp 1,4 miliar,” ujar Irianto.

Irianto juga berharap, menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, Industri kreatif yang diharapkan banyak lahir, ialah industri pengolahan hasil kelautan dan perikanan, termasuk perkebunan.

"Industri kreatif yang segmennya kebudayaan lokal sudah cukup banyak, tetapi tetap perlu ditingkatkan. Sekarang kami coba tumbuhkan juga dari sumber daya alamnya. Di sini ada udang windu, kepiting, dan sawit. Itu bisa jadi olahan dari industri kreatif," tutur Irianto.