Dorong Percepatan Pembangunan PLTA

id ,

Dorong Percepatan Pembangunan PLTA

NOTA KESEPAHAMAN: Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie bersama Dirut PT Inalum Winardi Sunoto usai menandatangani MoU rencana investasi di Kaltara, beberapa waktu lalu. (dok humas)

Selain Honghua Group, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie kembali menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pemanfaatan potensi investasi di Kaltara lainnya. Yakni dengan PT Indonesia Asahan Aluminium atau PT Inalum (Persero) pada Selasa (06/06).

EDY SURATMAN, HUMAS

DENGAN semangat membangun negeri dari pinggiran, MoU pengembangan industri smelter alumina oleh PT Inalum di Kaltara ditandatangani Gubernur bersama Direktur Utama (Dirut) PT Inalum Winardi Sunoto di Hotel Niagara Parapat, Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Singkat kata, kehendak serius PT Inalum berinvestasi di Kaltara didorong oleh geliat semangat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara menyediakan tenaga listrik yang memadai, handal, dan juga ramah lingkungan, lewat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). “PLTA Kayan tahap I dengan daya 900 Megawatt (MW) akan dipercepat realisasinya untuk mendukung rencana investasi industri hilir alumina oleh Inalum itu,” kata Irianto.

Targetnya, paling cepat pada 2021 PLTA Kayan tahap I sudah dapat beroperasi untuk menyuplai kebutuhan listrik industri smelter alumina milik PT Inalum di Kaltara. “Dengan dukungan PLTA Kayan, target PT Inalum untuk mencapai produksi alumina sekitar 1 juta ton per tahun hingga 2025 serta peningkatan kapasitas produksi industri hilirnya dapat tercapai. Dan, ini akan mempercepat akselerasi pembangunan di Kaltara, khususnya pembangunan industri lainnya,” ujarnya.

PT Inalum yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 1 November 2013 itu, juga akan menjadi holding company atas sejumlah perusahaan pertambangan milik negara, dan melibatkan partner asing. Seperti pertambangan batubara, nikel dan emas oleh PT Aneka Tambang Tbk atau PT Antam dan PT Freeport Indonesia. “Dengan keberadaan industri smelter milik Inalum tersebut, akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada asing. Dan, ke depan, produk turunan aluminium yang diproduksi industri smelter Inalum itu akan banyak dipasok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebagian lagi diekspor ke luar negeri, Jepang khususnya,” jelas Gubernur.

Ini berarti meningkatkan daya saing Indonesia, khususnya pada pertambangan bauksit dan produksi alumina beserta turunannya. “Jumat (09/06) ini, Inalum beserta pihak terkait akan menggelar rapat khusus dengan Presiden mengenai penyediaan tenaga listrik bagi industri smelter di Kuala Tanjung dan Kaltara. Tentunya, Kaltara akan memberikan dukungan positif bagi Inalum guna membantu percepatan penyediaan tenaga listrik itu,” paparnya.

Yang pasti, lanjut Irianto, pemanfaatan PLTA Kayan itu tak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk industri smelter seperti Inalum, tapi juga bagi masyarakat Kaltara yang selama ini mengidamkan listrik yang andal. (bersambung)