Gubernur : Investasi, The Engine of Growth

id ,

Gubernur : Investasi, The Engine of Growth

DOSEN TAMU : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kala menjadi Dosen Tamu dan memberikan Kuliah Umum untuk Maba Program S2 dan S3 FEB Unmul Samarinda, Sabtu (19/8). (dok humas)

Samarinda (Antara News Kaltara) - Selama empat tahun terakhir, perjuangan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) untuk menjadi terdepan lewat pengembangan infrastruktur dan energi mulai membuahkan hasil. Tak hanya mengandalkan kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), rencana pembangunan infrastruktur dan energi juga diperoleh melalui investasi.

Dikatakan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, sebagai salah satu prioritas pembangunan di Kaltara, ketahanan energi listrik akan ditopang lewat pembangunan pembangkit tenaga listrik berbahan bakar non fosil. Dalam hal ini, mengutamakan sumber daya energi ramah lingkungan, yakni air. "Dalam 25 tahun ke depan, atau bisa lebih cepat, Kaltara akan menghasilkan tenaga listrik yang sangat besar. Implementasinya, di Kaltara akan dibangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) di Sungai Kayan dengan daya listrik keseluruhan sekitar 9 ribu MW (Megawatt)," jelas Gubernur saat memberikan Kuliah Umum untuk para Mahasiswa Baru (Maba) Program Pascasarjana atau Strata Dua (S2) dan Doktoral atau Strata Tiga (S3) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Sabtu (19/8).

Tak tanggung-tanggung, untuk membangun PLTA Kayan, Pemprov Kaltara akan bekerjasama dengan investor asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang memiliki sucess story dengan membangun PLTA terbesar di dunia, PLTA Three George Dam. PLTA ini memiliki kapasitas terpasang sekitar 22.500 Megawatt (MW)--produksi energi dengan total energi yang dibangkitkan adalah 98,8 TWh pada 2014, dan sangat mengandalkan waduk dari aliran sungai Yang Tze, di Distrik Yiling, Yichang, Provinsi Hubei, RRT. "Saya akan ke China untuk melihat pembangkit listrik terbesar itu, ini undangan resmi dari mereka. Sebab, konsultan yang akan membangun PLTA Kayan, sama dengan yang membangun PLTA Three George Dam itu," ucap Irianto.

Gubernur memastikan, keseriusan investasi adalah modal penting bagi calon investor untuk diterima di Kaltara. "Bangun PLTA itu kan lama, kalau serius, paling cepat bisa dikerjakan dalam 5 sampai 6 tahun. Jadi selain serius, harus cepat merealisasikannya," papar Gubernur sembari menyebutkan, untuk pembangunan PLTA Kayan, nilai investasinya diperkirakan mencapai USD 27 miliar.

Selain PLTA, Kaltara juga memiliki rencana pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. Luas lahan yang disiapkan sekitar 25 ribu hektare. "Terhadap rencana ini, banyak tawaran investasi yang datang. Untuk investor asing saja, ada yang datang dari RRT, Kanada, Korea dan negara Eropa lainnya," jelas Gubernur.

Investasi, menurut Gubernur, menjadi poin penting dalam pembangunan Kaltara kedepan. Namun, tak mudah untuk mendapatkan kepercayaan para pemilik modal. Harus ada keseriusan dari pemerintah dan jajarannya, kedisiplinan juga kerja keras. "Investasi itu, dalam bahasa ekonomi, disebut sebagai The Engine of Growth (mesin pertumbuhan). Sebab, dengan adanya investasi, maka kesempatan kerja terbuka. KIPI saja misalnya, bila terealisasi seluruhnya, bisa menampung jutaan tenaga kerja," katanya.

Pun demikian, tak dipungkiri oleh Gubernur, dampak dari investasi dan kesempatan kerja yang terbuka itu, juga meningkatkan angka kemiskinan yang didorong tumbuhnya pengangguran terbuka. "Penduduk di Kaltara, saat ini sekitar 727 ribu jiwa. Bersamaan dengan itu, pertumbuhan ekonomi Kaltara pada triwulan I 2017 mencapai 6,17 persen. Namun, tingkat kemiskinan pun meningkat, menjadi 7,22 persen pada triwulan I 2017 atau sekitar 49,47 ribu jiwa. Begitupula tingkat pengangguran, yang mencapai 5,17 persen pada periode yang sama atau sekitar 16.774 jiwa," ungkap Irianto.

Dijelaskan Gubernur, tingkat kemiskinan yang didorong tingginya angka pengangguran di Kaltara tersebut, sejatinya tercipta karena banyaknya orang dari luar Kaltara yang berusaha menggais rezeki di provinsi baru ini. Sementara, masyarakat Kaltara sendiri, sudah menikmati tingkat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. "Di Kaltara, harus diakui bahwa kemiskinan itu sulit diberantas hingga ke titik terendah. Penyebabnya, Kaltara menjadi tempat tujuan orang mencari rezeki atau hal lainnya. Jadi, kemiskinan ini menjadi musuh kami juga," ungkap Gubernur.