Pengukuhan PWI Kaltara

id ,

Pengukuhan PWI Kaltara

Pengukuhan PWI Kaltara (datiz)

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) - PWI sebagai organisasi profesi memiliki sejarah panjang, bahkan memiliki "DNA" perjuangan sehingga berperan dalam menjaga marwah serta kode etik jurnalistik.
"Banyak yang melupakan peran PWI sebagai sebuah organaisasi perjuangan bangsa, PWI sebagai organisasi profesi memiliki sejarah panjang sehingga berperan dalam menjaga marwah serta kode etik jurnalistik," kata Sekjen PWI Hendry CH Bangun di Tanjung Selor, Selor, saat mengukuhkah dan melantik Dewan Kehormatan, Pengurus Harian dan Siwo PWI Kaltara 2016-2021.
Caranya, kata dia tidak lain, adalah dengan terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme wartawan melalui pendidikan atau uji kopetensi wartawan (UKW).
"Kalau ditanya, bagaimana caranya, maka jawabannya adalah terus melakukan pelatihan-pelatihan serta UKW. Hal itu menjadi bahasa yang selama disampaikan oleh Ketua Umum Margiono yang selalu mengingatkan tentang pentingnya masalah pendidikan," ujarnya dalam acara yang dihadiri antara lain Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, Ketua DPRD Kaltara Marten Sablon, Wakil Ketua DPRD Kaltara Abdul Jalel Fatah, Ketua DPRD Bulungan Syarwanie dan Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala.
"Banyak kita lihat orang mengaku wartawan saat ini, tapi kita tidak tahu apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan kaidah jurnalistik," ujarnya.
Hal itu menjadi tantangan dan amanah bagi PWI Kaltara.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menyambut baik lahirnya organisasi wartawan tertua ini di Kaltara.
Irianto yang mengaku sebagai "keluarga PWI" karena sempat menjadi wartawan kampus, serta mengantongi kartu wartawan karena sering menulis opini di media massa wartu Pemerintahan Orde Baru mengakui tentang pentingnya keberadaan organisasi wartawan tersebut.
"Melalui organisasi ini, kita harapkan lahir wartawan yang profesional. Saya adalah keluarga PWI, bahkan beberapa ketua PWI Kaltim dulu masih jadi satu dengan Kaltara adalah teman saya, antara lain almarhum Hefni Effendi, Fuad Arief dan yang masih hidup adalah Alwy AS," ujarnya.
Ia berjanji siap memberikan dukungan bagi PWI Kaltara dalam upaya pengembangan sumber daya manusianya, khususnya bagi sektor pendidikan.
"Tinggal dikomunikasikan apa program PWI nanti," ujarnya.