Minta Dukungan Dunia untuk Lestarikan Hutan Kaltara

id ,

Minta Dukungan Dunia untuk Lestarikan Hutan Kaltara

PEMBICARA : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kala memaparkan kondisi dan upaya Pemprov Kaltara melestarikan hutan di wilayahnya pada Paviliun Indonesia di Conference of the Parties-23 United Nations Framework Convention On Climate Change (COP-23

Bonn, Jerman (Antara News Kaltara) - Bersama Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin dan Prof Dr Indroyono Soesilo, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman), Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mendapat kesempatan untuk memberikan paparan, sebagai salah satu narasumber pada acara forum Konferensi Perubahan Iklim se-Dunia di Kota Bonn Jerman, Senin (13/11) siang waktu setempat.

Gubernur didaulat sebagai pembicara, atas undangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang disampaikan sejak 5 Oktober lalu. Dalam undangan tersebut, bersama delegasi dari Indonesia lainnya, Irianto menjadi bagian dari Paviliun Indonesia di Conference of the Parties-23 United Nations Framework Convention On Climate Change (COP-23 UNFCC) atau konferensi perubahan iklim. Dan, sekaligus menjadi pembicara.

Konferensi yang diselenggarakan sejak 9 hingga 17 November nanti ini, diikuti puluhan ribu peserta berasal dari ratusan negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Yang intinya membahas hal-hal yang terkait dengan upaya mengantisipasi dampak negatif, terjadinya perubahan iklim sebagai akibat kerusakan lingkungan dan sumber daya alam di dunia.

Dalam pertemuan ini, sekaligus juga merumuskan kebijakan dan program kerjasama antar negara untuk melestarikan keseimbangan alam dan lingkungan, agar perubahan iklim dunia beserta dampak negatifnya dapat dikurangi, dan dicegah. "Pada kesempatan tersebut, saya memaparkan bagaimana peran dan fungsi kekayaan alam, lingkungan dan budaya masyarakat lokal di Kaltara. Dalam memberikan kontribusi bagi upaya mencegah dampak negatif perubahan iklim global terhadap keberlanjutan kehidupan masyarakat dunia," ujar Irianto.

Secara khusus, lanjutnya, dibeberkan tentang perkembangan pengelolaan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), budaya dan hukum adat masyarakat lokal, yang merupakan bagian dari Heart of Borneo (HoB), dan menjadi salah satu 'kawasan konservasi warisan dunia'. "Dengan segala keanekaragaman hayati (flora dan fauna) yang terkandungnya, kawasan hutan yang kita miliki ini, perlu perhatian dan menjadi kewajiban masyarakat global (dunia) untuk turut menjaga, memelihara dan melestarikannya," ulas Gubernur.

Tak hanya meminta dukungan dunia untuk bersama-sama menjaga hutan di Kaltara, Gubernur juga memaparkan potensi pariwisata alam di provinsi bungsu ini. Dengan harapan bisa menarik perhatian dan minat masyarakat dunia, untuk berkunjung ke Indonesia, khususnya Kaltara. Gubernur juga menambahkan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara tengah membuat kebijakan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. Yaitu, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sebagai bagian dari upaya melestarikan kekayaan alam dan lingkungan. Sekaligus mewariskannya untuk dapat dinikmati oleh generasi berikutnya dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan. "Kita bercita-cita menjadikan Provinsi Kaltara sebagai sumber dan pusat energi terbarukan berbasis konservasi, yang sekaligus menjadi basis pertumbuhan ekonomi dan industri hijau," jelasnya.

Di sela kegiatan konferensi, bersama Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jerman, Fauzi Bowo, Gubernur juga mendapat kesempatan wawancara dengan televisi terkemuka Jerman, DW TV.