Terhadap pertemuan ini, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menuturkan bahwa merupakan bentuk perkembangan dari kerja sama regional yang secara tradisional telah terbangun dari keempat negara tersebut. "Untuk itu, bahasan dalam pertemuan ini terkait dengan percepatan pembangunan pada wilayah perbatasan keempat negara itu. Tentu saja, fokus kita adalah perbatasan di Kaltara," kata Irianto.
Banyak harapan dituangkan dalam pertemuan internasional itu. Salah satunya, kata Gubernur, komitmen nyata dari keempat negara berbatasan itu terhadap perdagangan lintas batas, penyelundupan barang ilegal dan lainnya. "Kita ingin ada tindakan nyata terhadap hal-hal seperti itu. Termasuk dalam hal infrastruktur, utamanya pembangunan jalan di wilayah perbatasan. Toh, kita sudah membangun jalan di perbatasan kita dengan cukup baik," jelas Gubernur.
Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, lewat BIMP-EAGA ini diharapkan dapat mengaktifkan daerah perbatasan yang berhubungan dari keempat negara tersebut. "Kalau tak aksi semacam ini, tentu lama baru bisa ada perubahan di wilayah perbatasan," kata Darmin.
Dengan dorongan semacam ini, walau hasilnya tak dapat cepat dirasakan, namun perlahan tapi pasti akan ada pergerakan nyata dalam berbagai bidang kehidupan di wilayah perbatasan. Salah satunya, perekonomian. "Semisal, adanya rencana penjualan listrik lintas batas. Memang dampaknya belum terlalu besar dalam skala nasional. Tapi, untuk skala daerah ada artinya," urai Darmin.