"Dapur Karima" pelopori olahan rumput laut Nunukan

id Dapur karima

"Dapur Karima" pelopori olahan rumput laut Nunukan

Produk Dapur Karima berbahan baku rumput laut menjadi makanan ringan masyarakat Kabupaten Nunukan. IKM ini menjadi pelopor pengolahan rumput laut menjadi makanan dan ole2 dari daerah perbatasan dengan Malaysia.

Oleh M Rusman

Nunukan, (Antaranews.Kaltara) - Industri rumahan "Dapur Karima" menjadi pelopor pengolahan rumput laut menjadi makanan ringan atau cemilan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Pemilik usaha IKM Dapur Karima Kabupaten Nunukan, Hardi di Nunukan, Selasa menerangkan, usahanya yang dirintis sejak 2014 ini telah dikenal luas masyarakat di daerah itu bahkan regional.

Awalnya usaha ini dimulai dengan uji coba mengolah rumput laut menjadi makanan yang disukai masyarakat untuk mengangkat stabilitas harga rumput yang sempat anjlok dengan harga Rp4.500 per kilo gram.

Dari uji coba tersebut akhirnya menjadi makanan ringan yang mulai diminati masyarakat setempat dan regional dengan tiga cita rasa yakni krispi, amplang dan kerupuk.

Hardi menuturkan, usahanya yang berbahan baku utama rumput laut produk lokal Kabupaten Nunukan masih kesulitan dalam pengembangan karena terkendala alat produksi dan tenaga kerja.

"Masih sulit mengembangkan terlalu jauh usaha ini karena alat produksi dan pekerja masih sangat kurang. Pekerja sehari-hari terpaksa turun tangan sendiri," ujar dia di rumahnya di Gang Delima Jalan Ujang Dewa Sedadap Kabupaten Nunukan.

Namun kendala yang dialaminya tidak menyebabkan patah semangat tetapi terus berupaya untuk memenuhi permintaan pelanggannya khususnya dalam wilayah Kabupaten Nunukan.

Sehubungan kekurangan pekerja, maka sistem produksi tidak dilakukan sekaligus untuk tiga jenis cita rasa tetapi dalam sehari hanya memproduksi satu jenis sebanyak 100 bungkus.

Ia menambahkan, sejak memulai usaha ini hingga sekarang mengandalkan modal pribadi. Walaupun Pemkab Nunukan telah memberikan bantuan dalam bentuk mesin produksi.

"Setelah banyak dikenal usaha olahan rumput laut sudah mendapatkan bantuan dari Pemkab Nunukan," kata Hardi.

Namun dia mengaku belum berani mempromosikan secara luas karena keterbatasan pekerja.

Karena itu, dia berusaha hanya memproduksi sesuai kemampuannya untuk memenuhi kebutuhannya dalam wilayah Kabupaten Nunukan sambil melayani permintaan mitra usahanya dari Sulsel dan Pulau Jawa.