Seriusi Rencana Investasi, RRT-RI Lakukan Pertemuan di Beijing

id Forum,Kerjasama,Beijing,Belt and Road Trade

Seriusi Rencana Investasi, RRT-RI Lakukan Pertemuan di Beijing

BILATERAL : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menjadi salah satu delegasi Pemerintah Indonesia pada pertemuan Belt and Road Trade and Investment Forum di Beijing, RRT sejak 12 hingga 14 April nanti. (humasprovkaltara)

Beijing (Antaranews Kaltara) - Dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan, delegasi dari Indonesia yang termasuk di antaranya, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengikuti pertemuan bertajuk 'Belt and Road Trade and Investment Forum' yang digelar di Beijing, China atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT), sejak 12 hingga 14 April.

Selain delegasi dari Indonesia dan China atau RRT, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah dan para pelaku bisnis dari negara-negara Asia Pasifik, Australia, Eropa hingga Afrika. "Saya turut diundang sebagai salah satu anggota delegasi dari Indonesia, karena Kaltara termasuk provinsi yang menjadi bagian dari kerja sama bilateral bidang ekonomi dalam One Belt One Road (OBOR)-Belt Road Initiative (BRI) antara Indonesia-RRT," ungkap Irianto.

Selain Gubernur Kaltara, rombongan dari Indonesia lainnya, ada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Limbong, Deputi Menko Kemaritiman Bidang Infrastruktur, Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Ka Bappenas), serta mantan Dubes RI untuk RRT Soegeng Rahardjo.

Irianto mengungkapkan, pertemuan Belt and Road Trade and Investment Forum ini membahas banyak hal. Utamanya, mengenai rencana dan realisasi investasi yang digagas oleh Pemerintah RRT di beberapa negara, termasuk Indonesia. Meliputi investasi di bidang energi, industri, pariwisata, perdagangan, pengembangan teknologi dan peningkatan kerjasama ekonomi regional maupun global. Baik secara bilateral maupun multilateral. "Forum ini diselenggarakan atas kolaborasi beberapa pihak, seperti di antaranya China Council for the Promotion of International Trade, China Chamber of International Commerce dan World Chambers Federation, dengan sponsor Silk Road Business Council," terangnya.

Dalam pertemuan itu juga, lanjut Gubernur, Menko Maritim selaku pimpinan delegasi menyampaikan beberapa hal, terkait dengan pandangan Pemerintah RI terhadap kerjasama bilateral antara RI-RRT. Lebih jauh, Irianto mengungkapkan, forum yang diikuti beberapa perwakilan negara dari berbagai belahan dunia itu, semakin menyadarkan dunia global, bahwa RRT telah tampil sebagai salah satu 'raksasa' ekonomi dunia, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan politik global.

"Forum ini juga sangat besar manfaatnya bagi Kaltara. Seperti diketahui, sejumlah investor asal China (RRT) sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Kaltara. Sehingga dengan adanya forum ini, membuktikan keseriusan Pemerintah RRT beserta kalangan pelaku bisnis di negara itu, untuk mewujudkan investasinya," ungkap Irianto.

Ditegaskan, investasi yang akan ditanamkan di Kaltara adalah termasuk skala besar dan untuk keperluan jangka panjang. Sehingga realisasinya tidak semudah yang dipikirkan selama ini. "Realisasi investasi yang berskala besar dan global membutuhkan proses waktu dan tahapan yang memenuhi persyaratan peraturan perundangan di masing-masing negara. Di samping juga sangat ditentukan oleh respons dan sikap pemerintah dan masyarakatnya," kata Gubernur.

Irianto menyebutkan, banyak rencana investasi berskala besar dan global yang gagal diwujudkan. Ini karena respons dan sikap pemerintah maupun masyarakatnya sendiri. "Seperti lamban dalam pelayanan investasi, sikap malas, tidak berdisiplin, kerap berprasangka buruk, penuh curiga, berpikir negatif, dan banyak provokasi. Termasuk sikap cengeng dan mudah menyerah. Hal ini jangan sampai terjadi di Kaltara," ulasnya.

Jika ingin memiliki daya saing yang tangguh, menurutnya, masyarakat Kaltara perlu berpikiran terbuka (open minded), bekerja keras dan bekerja cerdas. "Jangan ada kata menyerah, lelah, putus asa. Jangan mengeluh dan berpikiran sempit, jika kita ingin berjuang untuk kesejahteraan bersama dan menyebarkan kebaikan," ujar Irianto.

"Itulah juga sebagian perilaku yang diwujudkan oleh kebanyakan pemimpin dan masyarakat RRT dan menjadikan mereka kuat dan tangguh daya saingnya, mandiri, disegani dan bermartabat," timpalnya.

Untuk diketahui, melalui skema kerja sama OBOR-BRI RRT-RI, menyebutkan ketertarikan RRT untuk investasi di Indonesia. Dengan fokus pada tiga area atau wilayah nusantara, yaitu Sulawesi Utara, Kaltara dan Sumatera Utara.

Di wilayah Kaltara, RRT akan berinvestasi di bidang energi. Yaitu membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dalam kapasitas yang besar. Selain pembangkit listrik, dengan nilai investasi yang mencapai puluhan triliun rupah, RRT juga akan membangun smelter hingga industri turunannya di Kaltara.

PERTEMUAN DENGAN PERDANA MENTERI RRT

Di sela-sela menghadiri pertemuan Belt and Road Trade and Investment Forum di Beijing, China, Gubernur bersama delegasi dari Indonesia yang dipimpin oleh Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, melakukan serangkaian kegiatan pertemuan dengan sejumlah pejabat RRT.

Salah satunya melakukan bilateral meeting dengan Perdana Menteri RRT, Mr Li Keqiang dan beberapa menterinya di Kantor Perdana Menteri RRT. Selain dengan Perdana Menteri, delegasi dari Indonesia, juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri RRT, Mr Wang Yi di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing.

Dalam kesempatan itu, turut mendampingi Menteri Luar Negeri RRT, Dubes RRT untuk Indonesia, Mr Xiao Qian, yang pernah berkunjung ke Kaltara pada 21-22 Maret 2018. Juga ada beberapa pejabat tinggi Kemenlu RRT lainnya.

"Banyak hal didiskusikan dalam pertemuan ini. Utamanya berkaitan dengan kerja sama bilateral antara RI dengan RRT," tutupnya.