Usaha Menjahit Berpeluang Berkembang di Kaltara

id Pembukaan, Pelatihan,Peningkatan, Ketrampilan, Menjahit, 2018

Usaha Menjahit Berpeluang Berkembang di Kaltara

PELATIHAN : Wagub Kaltara H Udin Hianggio bersama Ketua TP PKK Provinsi Kaltara Hj Rita Ratina Irianto Lambrie berfoto dengan para peserta dan narasumber Pelatihan Peningkatan Keterampilan Menjahit Tahun 2018, Senin (5/11). (humasprovkaltara)

Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) – Kewirausahaan dalam bidang menjahit masih memiliki peluang besar untuk dapat berkembang di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Untuk itu, kualitas dan keterampilan para penjahit di Kaltara harus terus ditingkatkan. Demikian disampaikan ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Kaltara sekaligus ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kaltara Hj Rita Ratina Irianto Lambrie

Hal itu disampaikanpada pembukaan Kegiatan Pelatihan Peningkatan Keterampilan Menjahit Tahun 2018 gelaran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop-UMKM) Kaltara bekerja sama dengan Dekranasda Provinsi Kaltara, Senin (5/11) di ruang pertemuan Disperindagkop-UMKM Provinsi Kaltara, Tanjung Selor.

Diungkapkan Hj Rita, pelatihan ini digelar dalam rangka mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama di sektor industri rumahan.

"Saat ini, penduduk Kaltara terus bertambah begitu juga dengan pola berpakaian yang mulai berubah. Untuk itu, diperlukan pribadi-pribadi terampil di bidang menjahit," ungkap Hj Rita.

Pelatihan ini, menurut Hj Rita bukanlah satu-satunya jalan untuk memperkaya ilmu. Namun di masa sekarang, ada begitu banyak sumber untuk mengembangkan keterampilan seperti di internet maupun buku.

"Saya juga berharap OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk dapat bekerja sama dengan OPD lain dalam melaksanakan pelatihan serupa, terutama untuk efektivitas pelatihan itu sendiri," tutur Hj Rita. Sebagai informasi, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara H Udin Hianggio. Sementara pesertanya, berasal dari pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pelaku Industri Kecil Menengah (IKM), dan TP PKK di Kaltara.