PWI sesalkan "keributan" Walpri gubernur Sulsel

id Walpri sulsel

PWI sesalkan "keributan" Walpri gubernur Sulsel

Logo pwi (Dok)

Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) -Ketua Bidang Advokasi/Pembelaan Wartawan PWI Pusat Ocktap Riady menyesalkan terjadinya "keributan" pengawal pribadi (Walpri) gubernur Sumsel dengan wartawan detik.com yg sedang melakukan tugas peliputan, Sabtu (10/11).

Ocktap dalam siaran pers, Sabtu meminta Walpri menahan diri dan tak perlu menantang wartawan berkelahi.

"Ingat, menghalangi tugas wartawan tdk dibenarkan UU Pers no 40 tahun 1999," tegasnya.

Wartawan tak dilengkapi ilmu bela diri sementara Walpri pasti dilengkapi ilmu bela diri dan mungkin senjata.Jadi pasti kalah wartawan. Bertindak arif dan bijaksanalah.

"Gubernur harus memberikan peringatan dan teguran kepada Walpri yang bertindak arogan. Kalau perlu minta maaf atas insiden tersebut," katanya.

Wartawan bisa juga mengadukan hal ini ke polisi atau dewan pers dan organisasi pers tempat dia bergabung.

Kronologis :

Kronologi keributan saya dengan staf pengawal pribadi Gubernur Sumsel di acara PT Sampoerna di PTC, Sabtu (10/11).


Acara berlangsung di atrium PTC lantai dasar, saya awalnya akan wawancara dengan Gubernur Herman Deru terkait UMKM di Sumsel. Karena kondisi yang sempit, saya sempat minta izin dengan Walpri berpakaian safari hitam lengkap.


Karena jarak saya dengan Gubernur jauh dan tidak bisa bertanya, saya bilang mau izin untuk kedepan. Saat itu saya ingin bertanya terkait UMKM, tapi perut saya selalu dihalangi dan tidak bisa maju ke depan. Padahal saat itu ada wartawan lain (Mba Dinda dan lain lain) di depan dan masih ada jarak untuk saya maju sedikit.


Saat wawancara hampir selesai, saya coba maju dan menanyakan ulang terkait UMKM.

Beberapa kali saya bertanya dengan gubernur. Namun tetap ditarik dari belakang saat wawancara.


Selesai wawancara saya sempat bilang "Izin saya wartawan, saya dari media dan saya tahu kapasitas saya mas. Saya bisa jaga jarak kok, nggak mungkinlah saya dorong-dorong,".


Kalimat ini saya sampaikan karena Walpri bilang "Jangan maju dan jangan dorong-dorong," sambil membatasi jarak yang menurut saya berlebihan karena terus-menerus menarik jaket saya.


Saat kalimat itu saya ucapkan, seorang walpri marah dan menanyakan kenapa saya ngomong begitu. Padahal kalimat itu menjawab pernyataan walpri supaya tidak terlalu dekat dengan gubernur dan menurut saya itu jarak yang normal.


Entah apa yang terjadi, tiba-tiba seorang Walpri menarik saya dan mendorong ke belakang. Saat itu ada Karo Protokol Pemprov, Pak Iwan menanyakan "Ada apa, ada apa,".


Tetapi Walpri berseragam safari lengkap datang beberapa orang dan menyorong saya keluar dari kerumunan. Untungnya saya saat itu tidak jatuh.


Saat akan mundur ke belakang, lagi-lagi Walpri datang dan menyorong sambil melontarkan kalimat yang kalau tidak salah saya "Memanya kenapa kau ha?," sambil mendorong kebelakang.


Saat itu suasana semakin panas setelah saya didorong dan saya masih berusaha menjelaskan. Tiba-tiba teman-teman media lain datang, saya sempat ditarik ke belakang. Tapi tetap saja beberapa walpri mengejar saya dan mengajak berkelahi.


Terakhir saya dilerai oleh Bang Ojik, Staff Khusus Bidang Media Pak Gubernur. Dia minta saya pergi dan menjauh dari acara saat itu.


"Tidak ada pembicaraan lebih lanjut saya dan Walpri setelah insiden ini. Tetapi ya,menurut saya Walpri bersafari lengkap itu telalu berlebihan dalam pengamanan. Mereka seolah menghalangi wartawan untuk wawancara. Padahal gubernur saat itu masih bersedia untuk diwawancarai terkait UMKM,"


"Hari ini mungkin saya yang merasakan, saya tidak tahu apakah teman-teman media lain pernah merasakan hal yang sama. Intinya, saya kecewa dengan tim walpri yang pengamanannya terlalu berlebihan itu dan menurut saya sudah diluar kewajaran,"


Salam hormat saya, mohon maaf atas ketidaknyamanan hari ini. Semoga kita selalu diberikan kesabaran dan mampu menjalankan tugas jurnalistik dengan baik.


Terimakasih dan Salam..


Raja Adil Siregar/detik.com