Seorang CJH asal Tarakan meninggal dunia

id cjh, meninggal

Seorang CJH asal Tarakan meninggal dunia

Para Calon Jamaah Haji (CJH) saat diantar keluarganya dari Mesjid Baitul Izzah Islamic Center Kota Tarakan, Jumat (02/08/2019). ANTARA/Susylo Asmalyah

Tarakan (ANTARA) - Seorang Calon Jamaah Haji (CHJ) asal Kota Tarakan atas nama Rosmiati Badde Nure (41) meninggal dunia diduga sakit jantung di Mesjid Baitul Izzah Islamic Center Kota Tarakan, Jumat.

"Kita turut berduka atas meninggalnya Calon Jamaah Haji. Sepertinya beliau mengalami penyakit jantung. Memang dua hari sebelum keberangkatan suaminya bilang dia mengeluh karena sakit dada," kata Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tarakan, H.M Shaberah Ali di Islamic Center Tarakan, saat pelepasan CJH asal Tarakan.

Dia menjelaskan bahwa sekitar tiga minggu yang lalu, juga ada satu orang yang meninggal atas nama bernama Ahmad Yahya Abdullah (73), ada yang gantikan tapi dari Tanjung Selor.

"Kalau menurut ajaran agama Islam CJH yang meninggal, Insya Allah sudah mendapatkan pahala haji. Karena kata suaminya memang dia (almarhum Rosmiati) mau dibadalkan haji di sana," kata Shaberah.

Dibadalkan ini, artinya beberapa prosesi ibadahnya diwakilkan dengan orang yang sudah beribadah haji karena faktor kesehatan.

"Banyak nanti orang di Mekkah yang bisa mewakilkan di sana untuk dibadalkan," katanya.

Dari 220 CJH asal Tarakan, sebanyak duaCJH meninggal dunia. Yang pertama laki-laki pekan lalu meninggal dunia bernama Ahmad Yahya Abdullah yang digantikan dari CJH Tanjung Selor karena pihak keluarganya belum siap menggantikan tahun ini.

“Kalau ini tidak bisa diganti karena sudah mau berangkat. Suaminya tetap berangkat, kuat kayaknya,” kata Shabera.

Sementara itu Walikota Tarakan, Khairul mengatakan pengalamannya saat menjadi petugas kesehatan haji yang selalu menekankan, agar CJH jangan terlalu lelah sebelum keberangkatan.

"Saya selalu menekankan agar terlalu lelah sebelum keberangkatan dan perbanyak istirahat. Apalagi kalau sudah punya penyakit misalnya, darah tinggi dan jantung. Memang pas jatuh saya lihat sudah meninggal, kalau dari pandangan saya sebagai dokter. Tapi walau bagaimana pun harus dipastikan dulu yah melalui pemeriksaan," kata Khairul.

Serangan jantung ini memang bahaya, cuma punya waktu lima menit saja untuk bertahan kalau detak jantung berhenti. Mungkin juga beliau terlalu capek atau strees karena desak-desakan akhirnya menimbulkan serangan jantung, katanya.

Pertolongan pertama sudah dilakukan, tapi karena memang kondisinya tidak memungkinkan, sehingga korban tidak bisa terselamatkan.
Baca juga: Terbagi 2 Kloter, 776 Calhaj Kaltara Berangkat 5 Agustus