Tanjung Selor (ANTARA) - Sepanjang Januari hingga Oktober lalu, di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) telah terjadi 271 kejadian bencana. Ini sesuai dengan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltara.
Diungkapkan kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Kaltara, H Mohammad Pandi, bencana terbanyak terjadi pada Maret 2019. Jumlah kejadiannya mencapai 76 kejadian. “Pada Maret 2019 itu, puncak musim kemarau. Sehingga kejadian terbanyaknya adalah kebakaran hutan dan lahan,” kata Pandi yang ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Kebakaran hutan dan lahan juga menjadi yang terbanyak pada September 2019, dengan 45 kejadian. “Kebakaran hutan dan lahan ini, memang sering terjadi pada bulan-bulan kering. Dan, untuk penanggulangannya sudah dilakukan secara terintegrasi oleh provinsi, kabupaten/kota juga institusi terkait lainnya. Utamanya TNI/Polri,” jelasnya. Secara total, kejadian kebakaran hutan dan lahan mulai Januari hingga Oktober 2019 sebanyak 173 kejadian.
Selain kebakaran hutan dan lahan, bencana yang sering terjadi di Kaltara lainnya, adalah tanah longsor. Sepanjang 10 bulan terakhir, ada 31 kejadian tanah longsor yang tercatat oleh BPBD Kaltara. “Biasanya dipicu deforestasi, atau perubahan lahan bervegetasi menjadi perkebunan atau permukiman. Utamanya di daerah landai. Ini juga dikarenakan struktur tanah di Kaltara, kebanyakan berpasir,” tutupnya.
Berita Terkait
Info haji - Jamaah calon haji 2022 tak dibebani biaya tambahan
Jumat, 3 Juni 2022 6:27
Bupati Temanggung kerahkan semua Kades untuk info corona
Senin, 9 Maret 2020 20:25
Mengapa info mobil dinas Presiden terbatas ?
Jumat, 17 Januari 2020 12:58
Perlukah tinjau ulang resolusi 2020 ?
Sabtu, 4 Januari 2020 7:05
Info diet, sehatkah konsumsi protein terlalu banyak
Jumat, 22 November 2019 12:42
Polres Bulungan olah tempat kejadian terbakarnya kantor KPU Tana Tidung
Kamis, 11 Agustus 2022 10:40
Kasus Kecelakaan Masih Tinggi, Kemarin 106 Kejadian, 11 Meninggal Dunia
Minggu, 16 Mei 2021 19:39
Gunung Ruang Sulut naik level "awas", 828 warga dievakuasi
Kamis, 18 April 2024 17:32