Gubernur Kaltara jelaskan mengapa "new normal" penting

id Kesembuhan covid-19 kaltara,Corona

Gubernur Kaltara jelaskan mengapa "new normal" penting

Grafik kesembuhan COVID-19, Kaltara no 3

Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur Irianto Lambrie menjelaskan mengapa "new normal" penting, yakni sebelum vaksin ditemukan maka manusia akan berdampingan lama dengan COVID-19 sehingga butuh adaptasi jalani kehidupan dengan protokol kesehatan.

"Selain itu, data hasil survei yang digelar Vox Populi Research Center
dipublikasikan Selasa (9 Juni 2020) memberi gambaran kondisi masyarakat," katanya di Tanjung Selor, Kamis.

Hasil survei yang digelar Vox Populi Research Centerternyata Covid-19 bukan satu-satunya hal yang menakutkan saat ini.

Masyarakat memang masih khawatir tertular Covid-19 akan tetapi jauh lebih banyak yang merasa takut tidak dapat bekerja/terkena PHK/ tidak memperoleh penghasilan.

"Artinya, terlepas dari pro dan kontra, pemberlakuan new normal dalam upaya menangani pandemi Covid-19 memang menjadi salah satu opsi solusi yang bisa dipilih," katanya.

Ia mengutip pernyataan Presiden Jokowi : "New Normal ialah proses menuju tatanan masyarakat yang aman dari Covid-19, tetapi tetap produktif secara ekonomi. Beradaptasi dengan pandemi Covid-19, tetapi tidak menyerah terhadap upaya penangggulangan penyebaran penularannya".

Baca juga: SE operasional "speedboat" di Kaltara, kenaikan harga tiket dibantah

Baca juga: Permenhub baru, kapasitas angkut tak lagi dibatasi 50 persen


Hal itu, katanya tentu bukanlah pekerjaan mudah.

Syaratnya berat, tahapannya pun sangat ketat.

Kehidupan new normal menuntut kemampuan adaptasi dan kepatuhan masyarakat terhadap kebiasaan-kebiasaan baru untuk mentaati dan melaksanakan protokol kesehatan.

New normal memerlukan landasan hukum yang jelas dan penegakkan aturan-aturan yang lebih tegas.

Tidak boleh ada kelengahan dan kelalaian sedikitpun.

"Lengah berarti kita dapat menghadapi bencana baru, yang bisa jadi menjadi lebih sulit mengatasinya. Lalai akan menjadi langkah awal menuju 'kekalahan' dalam menangani pandemi Covid-19," tegas Irianto.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Vox Populi Research Center Dika Moehamad dalam keterangan tertulisnya diJakarta, Selasa (9/6) mengatakan sebagian besar masyarakat setuju new normal.

Temuan survei menunjukkan sebanyak 78,1 persen responden menginginkan pemberlakuan new normal.

Hanya sebagian kecil atau 16,5 persen yang tidak setuju, dan sisanya 5,4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Baca juga: Pemerintah optimistis investasi jalan di tengah pandemi COVID-19

Baca juga: Kaltara 5 terendah nasional laju reproduksi efektif penyebaran virus corona


Kaltara Nomor Tiga

Menyinggung tentang kondisi Kaltara, Gubernur Irianto menjelaskan daerah itu kini pada posisi ketiga nasional (setelah Riau dan Aceh) dalam tingkat kesembuhan positif Covid-19.

Sebelumnya, sesuai data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC19) Nasional di situs Bonza, per 8 Mei 2020, Kaltara juga tercatat nomor lima terendah nasional laju reproduksi efektif atau "reproduction Number" (Rt) penyebaran virus corona, yakni level 0,75.

Jika Rt di atas 1,0 berarti setiap infeksi akan menyebabkan lebih dari satu infeksi lain atau virus menyebar dengan cepat.

Dari 11 provinsi yang laju reproduksi virusnya sudah di bawah level 1.0, Provinsi Kaltara dengan tingkat Rt nomor 5 terendah di Tanah Air.

Sedang provinsi dengan tingkat reproduksi tertinggi terjadi di Sumatera Utara, yakni level 1,74. Pada 30 Maret, Sumatera Utara mencapai puncak Rt tertinggi yakni 3,84.

Berdasarkan data itu, ujarnya, sebelas provinsi Rt terendah atau di bawah 1 adalah Aceh (0,17), Sumatera Barat (0,65), Riau (0,71), Sulawesi Tenggara (0,74), Kaltara (0,75), Jambi (0,81), Jawa Barat (0,88), DI Yogyakarta (0,97), Papua Barat (0,97), Lampung (0,99), dan Bengkulu (0,99).


Baca juga: Sembuh, 2.619 pasien COVID-19 di Wisma Atlet

Baca juga: Ribuan santri Gontor ikuti "rapid test"