Satu tuna sosial dari shelter Dinas Sosial positif COVID-19 di Tarakan

id covid

Satu tuna sosial dari shelter Dinas Sosial positif COVID-19 di Tarakan

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tarakan, Devi Ika Indriati. Antara/Susylo Asmalyah

Tarakan (ANTARA) - Kasus positif COVID-19 di Tarakanbertambah satu dengan adanya pasien berjenis kelamin perempuan usia 23 tahun asal Sulawesi Selatan merupakan tuna sosial dari shelter Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan.

“Pasien ini sudah sebulan di shelter Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan akan balik ke kampung halaman, maka dilakukan pemeriksaan hasilnya reaktif dan dilanjutkan pemeriksaan swab yang hasilnya positif,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tarakan, Devi Ika Indriati dalam konferensi pers secara virtual di Tarakan, Minggu.

Saat ini yang pasien dari Sulsel sudah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tarakan, maka total kasus positif COVID-19 sebanyak 50 orang.

Pasien dari shelter Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat tiba ke Tarakan sekitar tanggla 19 Mei 2020 dan tidak memiliki tempat tinggal tetap dan ditemukan di daerah Gang Tambak, Tarakan, karena tidak memiliki tempat tinggal tetap maka dibawa ke shelter.

“Saat ini masih ada empat orang lagi di shelter Dinas Sosial dan akan dilakukan tracing kasus, kemudian hari Senin pemeriksaan swab,” kata Devi.

Jumlah kasus positif yang masih dirawat di RSUD Kota Tarakan sebanyak 10 orang dan 40 orang dinyatakan sudah sembuh.

Untuk jumlah kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang sedang dipantau saat ini sebanyak 292 orang.Sedangkan jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sedang dipantau sebanyak 33 orang.OTG adalah orang yang tidak bergejala, namun memiliki kontak erat dengan kasus konfirmasi positif COVID-19.

“Kepada masyarakat Tarakan agar terus memberikan dukungan moral terhadap pasien ataupun keluarga ODP, OTG, PDP dan positif COVID-19.Mari kita bantu mereka semampu kita,” kata Devi.
Baca juga: Dugaan peretasan data COVID-19 ditelusuri
Baca juga: Cek Fakta: benarkan ada pemindaian barcode COVID-19 di mal ?