Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai Presiden RI Joko Widodo ingin menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang pluralis.

"Pidato kedua, Presiden Jokowi klimaks. Ini karena tiga hal. Pertama, Jokowi menunjukkan dirinya sebagai pemimpin pluralis dengan menyebut visi Indonesia maju tak hanya urusan presiden dan wakilnya, tetapi merupakan kolaborasi semua pihak seperti DPR, yudikatif, semua partai politik, budayawan, dan LSM," kata Adi Prayitno di Jakarta, Jumat.

Kedua, lanjut dia, Presiden Jokowi pada periode kedua pemerintahannya ingin menunjukkan diri sebagai presiden orisinal yang tak bisa diintervensi siapa pun.

"Penegasan Jokowi ingin memimpin langsung perubahan adalah sinyal keras bahwa birokrasi, anggaran, budaya kerja, dan semua unsur harus cepat tanggap merespons kompetisi zaman," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.

Baca juga: Pengamat: Pidato presiden momen masyarakat tahu kinerja lembaga negara

Bahkan, lanjut Adi, Jokowi tak segan-segan akan mengamputasi anggaran dan birokrasi yang menghambat kemajuan bangsa.

Ketiga, Jokowi minta izin di hadapan anggota MPR RI untuk pindah ibu kota. Ini merupakan momentum yang sangat ditunggu publik sebagai ikhtiar politik untuk melakukan pemerataan pembangunan dan ekonomi yang tak hanya Jawa sentris.

"Jelas ini langkah revolusioner Jokowi pada periode keduanya," katanya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia Maju bukan hanya karya Presiden dan Wakil Presiden, bukan hanya karya lembaga eksekutif, lembaga legislatif, ataupun yudikatif saja, tetapi keberhasilan Indonesia juga karya pemimpin agama, budayawan, dan para pendidik.

"Keberhasilan Indonesia adalah juga karya pelaku usaha, buruh, pedagang, inovator maupun petani, nelayan, dan UMKM, serta karya seluruh anak bangsa Indonesia," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka HUT Ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pengamat harapkan pidato Presiden menyentuh persoalan hukum

Kepala Negara mengatakan bahwa kecepatan Indonesia dalam meraih cita-cita adalah peran bersama.

"Peran PDI Perjuangan, peran Golkar, peran NasDem, peran PKB, peran Perindo, peran PPP, peran PSI, peran Hanura, peran PBB, dan peran PKPI. Jangan lupa juga peran Partai Gerindra, PKS, Partai Demokrat, serta PAN, Partai Berkarya, dan Partai Garuda," kata Jokowi.

Presiden Jokowi juga berkeyakinan jika seluruh elemen bangsa sepakat dengan satu visi Indonesia Maju, bangsa Indonesia mampu melakukan lompatan kemajuan, lompatan untuk mendahului kemajuan bangsa lain.

"Sebagai Kepala Negara yang merangkap kepala pemerintahan, sebagai Presiden dalam sistem presidensial yang dimandatkan konstitusi, saya mengajak kita semua untuk optimistis dan kerja keras. Sayalah yang memimpin lompatan kemajuan kita bersama," katanya.

Baca juga: Pengamat sebut pidato Jokowi menyangkut pentingnya menjaga persatuan

Presiden Jokowi juga mengajak seluruh rakyat untuk meneguhkan semangat para pendiri bangsa Indonesia bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta atau Pulau Jawa. Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.

"Karena itulah pembangunan yang kita lakukan harus terus Indonesia sentris yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok nusantara," ujarnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019