GP Ansor harus tetap teguhkan sikap sebagai pengawal eksistensi Islam 'ahlussunnah waljamaah an nahdliyah'
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan pihaknya menggembleng kader muda Nahdlatul Ulama (NU) dari seluruh Indonesia di pondok pesantren asuhan KH Ma'ruf Amin, wakil presiden terpilih 2019-2024.

Gus Yaqut dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) VII yang merupakan jenjang tertinggi di Ansor itu dipilih melalui proses seleksi yang sangat ketat. Penentuan peserta ditetapkan tim instruktur dan jajaran pimpinan Ansor.

"Lewat PKN ini kami merekrut kader-kader muda Ansor dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan latar belakang dan spesifikasi tertentu di berbagai bidang," katanya.

Adapun PKN VII itu digelar di Pondok Pesantren An Nawawi, Tanara, Kabupaten Serang, Banten, asuhan KH Ma’ruf Amin.

Gus Yaqut berharap para peserta PKN dari seluruh Indonesia itu nantinya mampu menjawab kebutuhan organisasi dan bangsa ini di masa depan.

Dia mengatakan PKN yang digelar pada 3-7 September 2019 tersebut akan diikuti 130 kader Ansor seluruh Indonesia. Acara rencananya dibuka langsung KH Ma’ruf Amin.

Baca juga: Cak Imin minta dukungan Ma'ruf Amin untuk jadi Ketua MPR


Menurut Gus Yaqut, bangsa Indonesia di masa mendatang sangat membutuhkan sosok-sosok muda yang berjiwa tangguh dan mampu bertindak cermat dalam mengatasi persoalan yang kian kompleks. Pemimpin yang tangguh tidak sekadar mumpuni secara intelektual, tetapi juga matang dalam spiritual dan emosionalnya.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, dia mengatakan PP GP Ansor tak henti menggembleng kader-kader terbaiknya agar selalu siap menjadi pemimpin bangsa di masa depan.

Dia mengatakan terdapat tiga tantangan bangsa pada lima tahun mendatang, yakni munculnya generasi baru, digitalisasi segala aspek kehidupan dan tren intoleransi serta radikalisme.

"Selain harus siap menghadapi tantangan tersebut, GP Ansor juga harus tetap konsisten meneguhkan sikap sebagai pengawal eksistensi Islam 'ahlussunnah waljamaah an nahdliyah' dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

GP Ansor, lanjut dia, juga dituntut mampu menganalisa dengan cermat berbagai tantangan tersebut dan merumuskan langkah yang taktis dan strategis guna menjawab kebutuhan zaman.


Baca juga: Nahdlatul Ulama siap isi posisi menteri strategis kabinet

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019