Denpasar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, Bali mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap lingkungan terkait dengan kebakaran, sebab Bali mengalami musim kemarau.

Kepala BPBD Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa di Denpasar, Kamis, mengatakan berdasarkan data yang bahwa musim kemarau di Bali diprediksi dari bulan Juni hingga Agustus 2019.

Ia mengatakan hingga kini memasuki bulan September, intensitas hujan di Bali, khususnya Kota Denpasar masih rendah, bahkan, suhu udara terasa panas di siang hari.

Menyikapi hal tersebut sebagai upaya mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran, BPBD Kota Denpasar mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan, khususnya di lahan kosong yang rentan terbakar," ucapnya.

Joni Arimbawa menjelaskan, dalam kurun waktu sepekan belakangan ini BPBD telah menangani beberapa kebakaran lahan kosong. Peristiwa tersebut sebagian besar kondisi ini diakibatkan adanya pembakaran sampah yang tidak terkontrol.

"Di Denpasar saat ini masih banyak kita jumpai lahan kosong yang hanya ditumbuhi rumput ilalang dan pepohonan, karena memasuki musim kemarau dedaunan kering sangat rawan terbakar, untuk itulah diperlukan pengawasan bersama agar tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan," ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan Joni Arimbawa, membakar sampah sembarangan selain secara aturan tidak diperkenankan juga dapat mengganggu kesehatan dan saluran pernafasan. Sehingga bagi masyarakat hendaknya untuk waspada selalu serta melaksanakan pengawasan bersama untuk menghindari terjadinya kebakaran.

Kendati demikian pihaknya telah menyiagakan Tim BPBD Kota Denpasar selama 24 jam di empat pos. Yakni Pos Induk Jalan Imam Bonjol, Pos Juanda Renon, Pos Mahendradata dan Pos Cokroaminoto Ubung.

"Kami berharap partisipasi masyarakat sehingga mampu aktif dan bersama-sama dalam mencegah terjadinya bencana, khususnya kebakaran, mengingat saat ini intensitas hujan di Kota Denpasar masih kurang," ucapnya.

Baca juga: BPPT: Hujan buatan di Jawa-Bali tunggu potensi awan
Baca juga: Jawa-Bali dan Nusa Tenggara berpotensi kekeringan ekstrem
Baca juga: Lima truk dikerahkan atasi krisis air di Bali

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019