Jakarta (ANTARA) - Kepolisian menilai potensi demonstrasi berakhir, tindakan anarkis di Papua sudah menurun sehingga fokus mulai dialihkan untuk mendalami kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang aktif di kawasan itu.

"Kalau ancaman itu sudah kecil ya, tetapi kami nanti akan coba mendalami isu KKB, kami akan turun, KKB menyerang masyarakat kami akan mitigasi. Itu yang harus diantisipasi maksimal," Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di sela diskusi Setara Institute di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Moeldoko: KKB dan poros politik anti-pemerintah cemas bila Papua maju

Baca juga: Aparat dan seorang anggota KKB baku tembak di pusat keramaian

Baca juga: Brigpol Anumerta Hedar dikebumikan di Kabupaten Barru


Ia mengatakan hal itu dilakukan untuk memelihara keamanan dan ketertiban di Papua.

Meski sudah kondusif, sekitar tiga ribu personel yang diperbantukan masih akan bersiaga di Papua hingga Desember 2019. Begitu pun ribuan personel yang diperbantukan di Papua Barat.

Personel belum akan ditarik karena diperkirakan terdapat rencana pihak tertentu yang mungkin mengganggu keamanan hingga Desember 2019.

Baca juga: Pembangunan di Nduga tidak berhenti pascapenembakan Pratu Usman

Baca juga: Kapolda Papua : warga Balingga takut dengan KKB

Baca juga: KKB tembaki anggota TNI saat kirim logistik ke Distrik Nirkuri Papua


Diduga berbagai aksi yang dilakukan di Papua selama ini dalam rangka rapat di Komisi HAM di Jenewa tanggal 9 September, agar muncul laporan tentang kerusuhan Papua.

Selain itu, mulai tanggal 23 September 2019 terdapat Sidang Umum PBB di mana semua negara dapat menyampaikan pandangannya.

"Kami mitigasi secara maksimal. Tanggal 23-26 September 2019 ada sidang PBB di New York. Itu harus dimitigasi secara maksimal. Betul-betul situasi Papua kondusif," kata Dedi Prasetyo.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019